loader image

3 simple tips to lower your monthly mortgage repayments

Of course, as a home buyer, you should also do your own research. To help you get started (and ensure that the excitement of finding your dream home is not lost in financing it), let’s look at some key factors that can help you pick the most suitable home loan package:

1. Do your research and compare housing loans in Singapore

As mentioned above, there isn’t a “best” mortgage out there – it all depends on your requirements and preferences. So our first tip to read up on the different types of mortgage loans available to you.

For HDB flat owners, you can get a housing loan from either. For private homeowners, you will have to pick a bank loan.

There is only one type of HDB housing loan, but for banks, there are two types of packages: fixed rate and floating rate. The three common types of floating rates available on the market are SIBOR, fixed deposit rates, and the respective banks’ internal mortgage board rates.

While doing a housing loan comparison there are a few things to consider between a bank loan and an HDB loan (assuming you are eligible for both):

Eligibility:

First and foremost, you’ll need to check which housing loans you’re eligible for. There are different criteria for HDB and bank loans.

If you’re a Singaporean buying an HDB flat as your first home, generally, you can choose either HDB or bank loans. For private property purchases, you can only get a bank loan.

Downpayment:

Next, you’ll need to tally up your cash and CPF savings to see how much you can afford to pay upfront, for the downpayment. For HDB loans, the downpayment is 10% of the property price. Of that sum, $5,000 must be paid in cash. The rest can be paid with cash or CPF savings.

In contrast, bank loans require at least 25% downpayment, of which 5% must be in cash. That’s usually more than $5,000.

Interest rates:

After assessing the above two, you can start comparing interest rates. Currently, bank interest rates are around 1.7% to 2.8% p.a., while HDB interest rates are 2.6% (pegged at +0.1% of CPF OA interest rate). It’s worthy to note that these rates can change any time, so do double check when doing your research.

2. Look beyond advertised home loan interest rates

SIBOR-pegged packages are some of the most enticing in the market right now, thanks to the US Fed rate cut earlier this year. However, there’s more to consider besides simply low interest rates.

As a rule of thumb, it’s wise to always read the fine print. You don’t want to be surprised with any additional costs that could unexpectedly increase your cost of borrowing. Getting a home loan is a long-term commitment, so it is important to pay close attention to the following contract terms before you sign the dotted line.

Lock-in period:

The lock-in period refers to the fixed number of years (usually between 1 to 5 years for most banks) during which you are obliged to maintain the mortgage with the same bank. If you choose to exit the loan before the prescribed lock-in period, you could end up paying a financial penalty.

A fixed-rate mortgage will certainly come with a lock-in clause that has a fixed interest rate, which will not change for the duration of the lock-in period.

Reference rate:

This is the rate at which a variable-rate loan is priced. Reference rates will differ from bank to bank and package to package.

Early payment of home loan:

This refers to partial or full payment of the home loan before the stipulated loan term. If such an event arises, you may want to ensure that you have the flexibility to pay your outstanding loan and reduce your total interest costs over time.

Reimbursement or clawback period:

For refinancing and/or term loans, some banks offer customer attractive subsidies on their legal and valuation fees. But these freebies come with a clawback period of 2 years.

This means that if you decide to cancel or refinance your loan before the loan term, the bank may decide to clawback their offered subsidies.

3. If refinancing, check for extra fees

Not your first rodeo? If you’re refinancing instead of getting a new housing loan, do take note of any extra refinancing fees. 

Here is an overview of some associated costs with refinancing.

Prepayment penalty1.5 – 1.75% of the outstanding loan amount
Cancellation fee0.75% to 1.5% of the undisbursed portion of the loan
Clawback costsThe sum of any previous subsidies enjoyed
Legal fees$1,800 to $3,000
Valuation feesBetween $150 and $700, depending on the size/value of the property

And there you have it, a cheat sheet on sussing out the best home loan for you and your family. To receive personalised and unbiased advice on mortgage loans that could be the “best” for you!

source : https://www.propertyguru.com.sg/property-guides/best-housing-loan-singapore-comparison-28802?utm_source=braze&utm_medium=edm&utm_campaign=sg-pg-consumer-braze-nlcc-enga-edm-cmt_fintech_underoneroof-20201028&utm_content=-active–hero-title

11 Inspirasi Model Pagar Rumah Minimalis, Hunian Lebih Aman dan Nyaman

Model pagar rumah minimalis kini banyak diaplikasikan di berbagai desain rumah. 

Sebab, model pagar ini dinilai cocok diaplikasikan baik di rumah berukuran besar maupun kecil. 

Selain membuat rumah menjadi lebih aman, kehadiran pagar minimalis ini juga bisa membuat eksterior rumah jadi lebih cantik.

Tertarik menggunakan model pagar rumah minimalis untuk hunianmu?

Dilansir dari akun Youtube Pasutri Gaje, Simak 10 inspirasi pagar rumah minimalis di bawah ini:

Pagar Besi Hollow dengan Sentuhan Kayu

model pagar rumah minimalis

Model pagar rumah minimalis ini menggunakan material besi hollow dengan finishing cat warna hitam

Untuk menghadirkan nuansa hangat, terdapat sentuhan material kayu di pagar. 

Model pagar rumah minimalis ini menggunakan rel yang didorong. 

Bentuknya dibuat agak menjorok ke belakang agar bisa menyisakan ruang untuk tempat pot tanaman hias. 

Jika ingin mengaplikasikan pagar ini, pastikan kamu mempunyai ruang yang cukup untuk mendorong dan menarik pagar. 

Pagar Besi Hollow Finishing Putih

model pagar rumah minimalis

Jika ingin desain yang minimalis, kamu bisa menggunakan pagar rumah dengan material besi hollow. 

Gunakan finishing cat berwarna putih untuk menghadirkan kesan bersih pada hunian. 

Model pagar rumah minimalis ini juga menggunakan jari-jari yang rapat sehingga menimbulkan kesan mewah. 

Pagar Besi dengan Aksen 

model pagar rumah minimalis

Untuk menghilangkan kesan kokoh dan cantik, pagar besi ini menggunakan aksen yang cantik. 

Paduan warna hitam dan emas ini membuat eksterior rumah jadi tak terlihat monoton. 

Adanya dekorasi tambahan berupa tanaman hias yang memberi kesan sejuk. 

Pagar ini juga menambahkan pintu akses di samping untuk memudahkan penghuni masuk ke dalam rumah. 

Pagar Minimalis Hitam dengan Perpaduan Cat Kuning

model pagar rumah minimalis

Desain pagar minimalis akan cocok untuk kamu yang memiliki dana terbatas. 

Sebab, desain ini akan tidak akan membuat kantongmu jebol. 

Model pagar ini juga akan cocok untuk hunian yang bergaya minimalis. 

Gunakan warna netral seperti hitam atau krem untuk menghadirkan kesan luas. 

Pagar Besi Motif Kayu

model pagar rumah minimalis

Pagar besi dengan motif kayu ini terlihat cantik. 

Tak hanya perpaduan materinya yang selaras, pagar ini juga menambahkan aksen berwarna putih. 

Terdapat detail runcing panah ke atas yang membuat hunian eksterior tampak tak monoton. 

Pagar Standar Minimalis Warna Cerah

model pagar rumah minimalis

Jika ingin menghadirkan nuansa yang lebih cerah, kamu bisa menggunakan warna oranye pada pagar rumahmu. 

Gunakan desain minimalis untuk memberikan kesan modern namun luas pada hunian. 

Pagar dengan 2 Pintu Akses

model pagar rumah minimalis

Pagar ini menghadirkan dua jenis pintu akses baik untuk motor maupun mobil. 

Kamu bisa memisahkan kedua pintu dengan tembok sebagai pembeda. 

Pagar Rumah Kayu

model pagar rumah minimalis

Pagar ini menggunakan material kayu asli yang dirangkai dengan material besi. 

Material kayu pada pagar rumah akan membuat hunian terlihat hangat namun tetap menarik. 

Untuk harga, pagar kayu cenderung memiliki harga yang mahal dibanding material lainnya. 

Namun, bagi kamu yang ingin menghadirkan eksterior yang estetik, pagar kayu bisa jadi pilihan yang pas untukmu. 

Pagar dengan Fiber Pelapis

model pagar rumah minimalis

Pagar rumah cenderung memiliki celah yang memungkinkan orang luar bisa melihat ke halaman. 

Kamu bisa menjaga privasi hunianmu dengan menggunakan fiber pelapis pada pagar rumah. 

Hal itu akan membuat pagar menjadi lebih tertutup dan membuat hunian jadi lebih aman. 

Pagar Besi  dengan Sentuhan Warna Emas

model pagar rumah minimalis

Kamu bisa memainkan warna pada pagar rumahmu. 

Contohnya seperti gambar pagar rumah yang ada di atas. 

Meski dengan desain minimalis, pagar rumah ini tetap terlihat cantik dengan permainan warna. 

Pemilik menggunakan warna cat kuning keemasan yang diaplikasikan pada sebagian pagar rumah sehingga tidak terlihat monoton. 

Pagar dengan Desain Jari-jari Unik

model pagar rumah minimalis

Meski memiliki desain minimalis,pagar ini terlihat cantik karena penggunaan jari-jari pagar yang unik. 

Desain jari-jari pagar ini sangat beragam, yaitu vertikal dan diagonal. 

Hal itu membuat pagar rumahmu tampak modern dan juga unik. 

Semoga 11 inspirasi pagar di atas bisa menginspirasi kamu. 

Sumber: https://artikel.rumah123.com/11-inspirasi-model-pagar-rumah-minimalis-hunian-lebih-aman-dan-nyaman-68063?utm_source=Emarsys&utm_medium=newsletter&utm_campaign=softselling&ems_dl=549421338_6jvxKJbJgk_58077_8197514_3_2000000

Lahan Rumah Terbatas? Akali dengan Teras Rumah Minimalis Seperti Ini!

teras rumah minimalis, bisa jadi solusi untuk kamu yang punya lahan terbatas!

Lahan yang sempit seringkali membuat pemilik rumah menghilangkan kehadiran ruangan-ruangan yang tak esensial, seperti teras rumah. Padahal banyak kegiatan menyenangkan yang bisa dilakukan di sini. Membaca buku, minum teh, atau sekadar bercengkrama bersama anggota keluarga lainnya.

Dengan space rumah yang terbatas, bukan berarti kamu harus menghilangkan kehadiran teras rumah. Kamu bisa saja kok membuat teras rumah minimalis. Butuh inspirasi teras rumah minimalis untuk diaplikasikan di hunianmu? Berikut sejumlah contohnya!

teras rumah minimalis - rumah123.com

Sumber: Pinterest

Lesehan depan teras rumah? Siapa takut! Perpaduan rotan dan karpet  membuatnya jadi terkesan modern dengan desain ala bohemian seperti di atas.

teras rumah minimalis - rumah123.com

Sumber: Pinterest

Buat kamu yang suka dengan desain minimalis, coba deh cat teras rumahmu dengan warna netral. Perbanyak tanaman sebagai hiasan yang membuat teras terlihat segar. Tambahkan juga meja dan kursi supaya kamu bisa bersantai.

teras rumah minimalis - rumah123.com

Sumber: Pinterest

Warna kuning mencolok yang dipadukan dengan warna hitam membuat mata langsung tertuju pada teras rumahmu. Seperti gambar di atas, terdapat kursi malas dan kursi makan. Teras jadi lebih fungsional, untuk bersantai, sekaligus untuk makan!

teras rumah minimalis - rumah123.com

Sumber: Pinterest

Gunakan meja lipat untuk meminimalisir penggunaan ruang. Kursi letter L juga bisa menghemat tempat. Gunakan warna sofa dan bantal yang senada agar lebih enak dipandang mata.

teras rumah minimalis - rumah123.com

Sumber: Pinterest

Desain teras yang cocok buat kamu pecinta tanaman nih! Kalau kamu tak punya taman, bisa mengakali dengan perbanyak tanaman dalam pot, dan letakkan pada teras seperti ini.

teras rumah minimalis - rumah123.com

Sumber: Pinterest

Kursi seperti ayunan yang cocok sekali untuk bersantai. Perbanyak tanaman dalam pot untuk mempercantik tampilan teras.

teras rumah minimalis - rumah123.com

Sumber: Pinterest

Walaupun hanya tersisa sedikit ruang, kehadiran sofa panjang membuat sisa ruang di bagian belakang rumah menjadi fungsional.

teras rumah minimalis - rumah123.com

Sumber: Pinterest

Penganut minimalisme, dijamin jatuh hati dengan desain satu ini. Cukup letakkan kursi malas dengan warna senada dengan lantai, dan sejumlah pot pada bagian samping.

Jadi, desain teras rumah minimalis mana yang jadi favoritmu? Yang manapun itu, pastikan kamu menyiapkan dananya ya!

sumber: https://artikel.rumah123.com/lahan-rumah-terbatas-akali-dengan-teras-rumah-minimalis-seperti-ini-51802?utm_source=Emarsys&utm_medium=newsletter&utm_campaign=softselling&ems_dl=549421338_6jvxKJbJgk_81858_8163677_3_2000000

How Did Past Recessions Affect Housing and Stock Prices in Singapore?

Property and listed stocks are two vastly different instruments. However, there are several instances when stock price movements can be a useful leading indicator of private property prices. One such example is following events that lead to major economic contractions, like after the Asian Financial Crisis (AFC) of 1997 and the Global Financial Crisis (GFC) in 2008. If we look back on these past recessions, will we find some clues on what to expect in the private housing market during the COVID-19 pandemic recession this time?   

Asian Financial Crisis (AFC), 1997

The AFC had a big impact on Singapore’s property market. Following the collapse of the Thai Baht in July 1997, housing prices in Singapore fell by 4.4% in the same quarter, 8% in six months and a total of 40% over 18 months. And that was after the market had already eased thanks to the cooling measures introduced by the government in early 1996, before the AFC. 

In comparison, Singapore’s stock market fell by about 60% and bottomed about 12 months after the start of the crisis. The property market did not fall as quickly or as much as the stock market and hit its bottom about six months after the stock market had started to finally recover.

Global Financial Crisis (GFC), 2008

The GFC had its roots in the US housing market, and while growing concerns over mortgage backed securities affected the US stock markets from 2007, it wasn’t until the collapse of Lehman Brothers in September 2008 that the panic spread to the financial markets, and Singapore’s housing market was impacted. 

The Urban Redevelopment Authority (URA) Housing Index fell by 2.4% in the third quarter of 2008 and within six months had fallen by about 8%. In total, prices dipped by about 25% over a year before we saw a recovery.  

In comparison, Singapore’s stock market fell by about 40% following the Lehman Brothers collapse before starting to recover six to seven months later.  Like in the 1997 AFC, housing prices seemed to reach their bottom about six months after the stock market had finally bottomed.  

How has the COVID-19 pandemic recession impacted housing and stock prices so far?

So far, the impact of COVID-19 on private housing prices has been minimal with the URA Index falling by less than 1% since the start of the year.  Other property indices are also rather stable.  For example, the PropertyGuru Property Market Index revealed  a 1.1% dip in private property asking prices in the first quarter of the year, but then rose by about 2.2% in the second quarter.  

On the other hand, the stock market fell to its lowest point of the year when it was down 29% on 23 March, before recovering slightly, closing the same quarter down by 23%.  It recovered more in the second quarter of 2020 but has since slipped and is now down about 21% since the start of the year.  

It’s also interesting to look at what has happened to Singapore’s listed S-REITS.  They could be a better indicator than the wider stock market because they consist of income-producing properties.  S-REITs have outperformed the wider stock market with the iEdge S-REIT Index down by only about 8% (start of the year to 14 September).  

This could be good news for residential property, but we must remember that the S-REITs sector contains virtually no housing, and the relationship between the performance of commercial and residential property is not always strong.  Also, a lot of the properties held by S-REITs are outside Singapore. Nevertheless, price support for the S-REIT sector is encouraging.

What might this mean for Singapore’s private housing market?

If 23 March was indeed the bottom for the stock market does that mean housing prices should start to turn positive from about October assuming a six-month lag?  

Possibly. 

However, if the path to economic recovery remains uncertain, sentiment is likely to keep the stock market subdued and the housing market may continue to weaken in coming months. Following that, if we use the stock market as a yardstick and assume that the worst is over, the extent of overall price falls could be relatively modest. 

It’s worth noting, as well, that the movements in housing prices in comparison to stock prices through the AFC and GFC were also greatly influenced by the characteristics and conditions of the property market through these events and in the lead-up to them.    

At the time of the AFC, private housing supply had been rising strongly, up over 15% in 1996 with an overhang of new, unsold inventory emerging and vacancies climbing in the private housing market.   Also, foreign buying (excluding PRs) of non-landed private properties dipped from about 12% before the onset of the AFC to around 6% after. Buyer activity was further dampened by rising interest rates in 1998.      

In the lead-up to the GFC, new private and public housing supply had been very low. This contributed to low vacancies and strong price growth in 2006 and 2007. There was also a surge of foreign buyer and speculative activity.  

Following the GFC, massive quantitative easing globally helped sow the seeds for housing price booms in countries less directly impacted by the GFC, and Singapore was no exception. Prices in Singapore took off in 2009 along with a resurgence of foreign buying. Furthermore, from 2009 to 2011, the number of foreigners working here on Employment Passes increased by 55%, supporting a strong recovery in the rental market.    

What is happening in the Singapore housing market now? 

So, what is different this time around? Well, in 2019, foreign buyers made up a relatively low 6% of all non-landed private home purchasers compared to over 14% immediately before and after the GFC.  This, no doubt, has been due to additional stamp duties (ABSD) that have been in levied since 2011 that have also contributed to prices being fairly stable since 2013. This probably also means downside risks for prices are less than through the GFC and AFC, though we can’t say this for certain until there is more clarity on the path to economic recovery.  

Looking forward, with ABSD controls still firmly set to “curb exuberance” it is hard to envisage a strong surge in prices even when conditions improve.  

Also, conditions in the rental market are likely to be less robust than following the GFC.  In the first seven months of 2020, the number of Employment and S-passes fell by 22,000 or almost 6%.  In comparison, employment in these categories increased in 2008.  

In 2019 developers started to voice concern about the possibility of a private housing supply glut because there were some 35,000 unsold units under construction and new project launches were also rising.  There was a rise in launches in 2019 to almost 11,350 units from a low of 6,000 in 2017 but because there is a lag of about four years between the start and completion of projects it’s not all bad news for the market at the moment. Because launches fell to a cyclical low in 2016, the completion of new stock is now low and COVID-19 disruptions to the construction industry will presumably limit them more in the near term.  This should help limit the increase the total stock of housing units and thus a rise in vacancies.   

So, can we use the stock market to reliably predict housing prices? 

In conclusion, the stock market may give us some clues as to movements in housing prices following major events, but not the full picture.  For that, you need to overlay conditions in the property market as these will ultimately determine the extent of changes in prices and rents.  Stocks on the other hand, might be better used to help determine turning points for prices and rents. Till next time.

Source: https://www.propertyguru.com.sg/property-guides/asian-global-financial-crisis-stock-market-private-property-prices-33136?utm_source=braze&utm_medium=edm&utm_campaign=sg-pg-consumer-newsletter-nlcc-enga-edm-weeklynews-20201002&utm_content=active—hero-topic

The 2020 hot picks of TOP properties you should know about

Although the pandemic has hit Singapore hard, the property sector shows no signs of slowing down anytime soon. A grand total of 998 units were sold in June after the circuit breaker ended, excluding executive condominiums. In comparison, only 821 units were transacted in June 2019, which meant increased sales of 21.6%.

With interest rates coming down and units becoming more attractively priced to boost sales, the demand from the resilient private residential market seems set to pick up from where they left off. The Singapore Interbank Offered Rate (SIBOR) came down to 0.56 from a high of 2 in May 2019, making housing loans and the prospect of house ownership more accessible to the masses. Experts predict private property prices will remain soft in the coming months, making it the perfect time to take the plunge if buying your own home has been on your mind.

Whether you are an aspiring property owner in Singapore, or just having a casual look, there are definitely many Temporary Occupation Permit (TOP) developments coming up. TOP properties are popular with soon-to-be home owners, home upgraders, and expats among others, for multiple reasons. The top one being the short waiting time before the big move in.

This article will cover five upcoming TOP projects that are conveniently located near MRT stations, which generally increase in value over the following few years post-purchase. These projects are slated to be move-in ready soon, so hop on it quicksmart!

TOP Property #1: The Brooks I & II @ Springside

Address: The Brooks I at 60 Springside Walk / The Brooks II at 25 Springside Green
District: D26
Size: 61 units
Completion Date: November 2016
Developer: Kallang Development Pte Ltd
Amenities:

Medical Centre / Clinics nearby:

  • Yishun Community Hospital
  • Khoo Teck Puat Hospital
  • Yishun Polyclinic

Shopping nearby:

  • Northpoint City
  • Sembawang Shopping Centre
  • Thomson Plaza

Schools and Education nearby:

  • Presbyterian High School
  • CHIJ St. Nicholas Girls’ School
  • Chung Cheng High School (Yishun)
  • Andersen Serangoon Junior College
  • Yishun Innova Junior College
  • Nanyang Polytechnic

Other recreational destinations nearby:

  • Springleaf Nature Park
  • Upper/Lower Seletar Reservoir
  • Seletar Aerospace Park
  • Andersen Serangoon Junior College
  • Singapore Zoo
  • River Safari and Night Safari

Why it should be on your radar:

The Brooks I & II @ Springside is a stylishly designed freehold residential and commercial development at Springside Estate. Each block comes with a 23-metre lap pool, gym, function room, playground, and gardens for you to unwind in at the end of a busy day. Options include 1+study and 2-bedroom penthouses and are perfectly suited to a modern lifestyle.

These two residential blocks are situated in a low density living, quiet neighbourhood, with lush surrounding greenery and natural water parks.

TOP Property #2: Brooks Signature @ Springside

Address: Springside Avenue / Springside View
District: D26
Size: 114 units
Completion Date: March/April 2016
Developer: Kallang Development Pte Ltd
Amenities:Medical Centre / Clinics nearby:

  • Yishun Community Hospital
  • Khoo Teck Puat Hospital
  • Yishun Polyclinic

Shopping nearby:

  • Northpoint City
  • Sembawang Shopping Centre
  • Thomson Plaza

Schools and Education nearby:

  • Presbyterian High School
  • CHIJ St. Nicholas Girls’ School
  • Chung Cheng High School (Yishun)
  • Andersen Serangoon Junior College
  • Yishun Innova Junior College
  • Nanyang Polytechnic

Other recreational destinations nearby:

  • Springleaf Nature Park
  • Upper/Lower Seletar Reservoir
  • Seletar Aerospace Park
  • Singapore Zoo
  • River Safari and Night Safari

Why it should be on your radar:

Brooks Signature @ Springside is a rare freehold collection of spacious landed terrace homes at Springside Estate. An exclusive low-rise residential zone, it is surrounded by lush greenery and natural water parks. You can choose from three unique layouts with spacious living, dining areas, and ensuite bedrooms to suit your preference. Corner units also come with private pools. Each front porch is large enough to park a family car or two, and electric car-charging points will be available.

With easy access to SLE, BKE, and the upcoming Springleaf MRT and North-South Expressway, you are only a short commute to necessities, such as in Northpoint City in Yishun. At Brooks Signature @ Springside, you can immerse yourself in the beauty of nature without sacrificing the modern conveniences.

TOP Property #3: Amber45

Address: 45 Amber Rd, Singapore 439886
District: D15
Size: 139 units
Completion Date: Q4 2020
Developer: UOL Group Limited
Amenities:Shopping nearby:

  • Parkway Parade
  • Katong I12
  • Katong Village

Schools and Education nearby:

  • Tao Nan School
  • CHIJ Katong Primary School
  • Ngee Ann Primary School
  • Tanjong Katong Girls School
  • Chung Cheng High School
  • Chatsworth International School
  • Canadian International School

Why it should be on your radar:

This luxurious freehold property, located in the heart of the highly coveted Katong, is down to its last few available units. Amber45’s contemporary design juxtaposes the heritage of the culturally-rich Katong enclave, and is in close proximity to multiple places of interest, dining destinations, prestigious schools, as well as easy accessibility to the CBD and the airport.

Amber45’s voice-activated smart apartments feature spacious layouts with relatively unblocked views and are fitted with quality marble finishes and branded appliances. It is within walking distance to the upcoming Tanjong Katong MRT, with shopping centres like Parkway Parade, Katong Village, and i12Katong conveniently located in the neighbourhood.

TOP Project #4: 3 Orchard By-The-Park

Address: 3 Orchard Boulevard, Singapore 248653 (District 10)
District: D10
Size: 77 units
Completion Date: 2017
Developer: YTL Land & Development
Amenities:Medical Centre / Clinics nearby:

  • Camden Medical Centre
  • Mount Elizabeth Medical Centre
  • Scotts Medical Centre

Shopping nearby:

  • Far East Shopping Centre
  • Orchard Towers
  • Wheelock Place
  • ION Orchard
  • Shaw House
  • Tangs Plaza

Schools and Education nearby:

  • National University of Singapore (Bukit Timah Campus) 
  • International School Singapore (ISS) Paterson Campus
  • Anglo-Chinese School (Junior) 
  • Gan Eng Seng School 
  • Queenstown Secondary School

Why it should be on your radar:

3 Orchard By-The-Park is an exclusive freehold nestled in the prestigious District 10. An urban oasis with lush landscaped gardens, it’s located right next to the upcoming Orchard Boulevard MRT station and a stroll away from UNESCO World Heritage Site Singapore Botanic Gardens.

3 Orchard By-The-Park is Italian architect Antonio Citterio’s first project in Southeast Asia. He is well known for his architecture and interior design of Bvlgari Hotels and Resorts in Milan, London, Bali, Beijing, and Shanghai.

These homes are designed to be “villas in the sky” and are serviced by private lift lobbies. Have your pick of two, three, and four-bedroom apartments or even the two five-bedroom penthouses. Each apartment contains its own private garden terrace and select loft units come with double volume living space, and garden or private pools.

This project is located in the immediate vicinity of 5-star hotels, embassies, shopping malls, and prestigious schools, and offers bespoke concierge service by YTL Hotels.

TOP Property #5: Uptown @ Farrer

Address: 2 Perumal Rd, Singapore 218778
District: D08
Size: 116 units
Completion Date: Jan 2022
Developer: Low Keng Huat (Singapore) Limited
Amenities:Medical Centre / Clinics nearby:

  • Farrer Park Hospital
  • Tan Tock Seng Hospital
  • KK Women’s and Children’s Hospital

Shopping nearby:

  • City Square Mall
  • Mustafa Centre
  • Connexion at Farrer Park
  • United Square
  • Velocity
  • Square 2
  • Civil Service Club @ Tessensohn
  • Jalan Besar Sports Centre

Schools and Education nearby:

  • Hong Wen School
  • Farrer Park Primary School
  • Stamford Primary School
  • St. Joseph’s Institution Junior
  • Anglo-Chinese School (Junior)
  • St. Margaret’s Primary School
  • Nanyang Academy of Fine Arts (NAFA)
  • LASALLE College of the Arts
  • Singapore Management University (SMU)
  • School of the Arts Singapore (SOTA)

Why it should be on your radar:

This mixed-development prides itself on having everything that the city has to offer. Uptown @ Farrer is a single 23-storey residential block with 116 exclusive units equipped with designer fittings and built-in smart home provisions. It also contains 7 retail outlets coexisting with an integrated 19-storey apartment tower serviced by Ascott, strategically located on the city fringe.

With Farrer Park MRT station right on your doorstep, this project enables you to experience city fringe living on a sub-$1mil budget. Uptown @ Farrer is a 5-minute walk to City Square Mall and Mustafa Centre, and a mere 10-minute drive to Orchard Road, CBD, and Marina Bay Area.

Ready to move-in?

If you are looking to purchase, upgrade, or move any time soon, these TOP projects might be right up your alley. TOP projects are always highly sought after and make for a smart purchase decision.

Source: https://topspecials.propertyguru.com.sg/the-2020-hot-picks-of-top-properties.html

Orang Asing Terus Berpartisipasi Aktif Dalam Pasar Perumahan Singapura, Knight Frank

Pada Q2 2020, pembeli rumah asing – yang terdiri dari penduduk tetap Singapura dan orang asing – menyumbang 18,3% dari akuisisi, sedikit penurunan dari 20,2% yang tercatat pada Q1 2020.

Terlepas dari dampak ekonomi COVID-19 dan circuit breaker dari 7 April hingga 1 Juni 2020 – yang tidak mengizinkan melihat-ihat rumah dan mengakibatkan penutupan showflats – pasar properti swasta Singapura tetap sangat tangguh.

Ada 3.862 penjualan utama dan 3.071 penjualan sekunder dalam enam bulan pertama 2020, dan harga properti turun sedikit 0,7% dalam enam bulan pertama 2020. Kekuatan pasar juga terlihat ketika Indeks Harga Hunian Swasta URA naik 0,3% pada Q2 2020.

Sementara sebagian besar pembeli rumah tahun ini adalah warga Singapura, orang asing juga terlihat secara aktif berpartisipasi di pasar, dengan proporsi keterlibatan mereka cukup mirip dengan yang terlihat pada tahun 2019 – tahun biasa yang tidak menderita oleh krisis ekonomi atau pandemi COVID-19.

Pada Q2 2020, pembeli rumah asing – yang terdiri dari penduduk tetap Singapura dan orang asing – menyumbang 18,3% dari akuisisi, sedikit penurunan dari 20,2% yang tercatat pada Q1 2020. Hal ini meskipun ketika perjalanan lintas batas tidak diperbolehkan.

“Dengan mempertimbangkan bahwa proporsi pembeli rumah asing yang mencapai 19,9% dari semua penjualan rumah pribadi di seluruh tahun 2019, Q2 2020 sebesar 18,3% juga tidak terlalu jauh jika dibandingkan dengan tahun di mana kondisi pasar dianggap normal,” ucap Leonard Tay, Kepala Penelitian di Knight Frank Singapore.

Sejak Januari hingga sekitar pertengahan Agustus 2020, data URA Realis menunjukkan bahwa warga negara asing yang tidak ditentukan mencapai 6,4% dari semua transaksi perumahan swasta (per 18 Agustus 2020).

Diikuti oleh pembeli dari Cina sebesar 4,5% dan Malaysia sebesar 2,1%. Pembeli dari India, Indonesia dan Amerika Serikat masing-masing menyumbang 1,8%, 0,9% dan 0,7%, dari semua transaksi perumahan swasta.

Credit: Knight Frank
Sumber: Knight Frank

Meskipun jumlah transaksi oleh pembeli asing turun pada bulan April dan Mei, volume penjualan “meningkat dari Juni dan seterusnya karena permintaan pent-up meskipun sebagian besar pembatasan perjalanan masih berlaku”, ucap Tay.

Sampai saat ini, setengah dari unit yang dibeli oleh pembeli non-Singapura tahun ini unit yang telah selesai, dan setengah lainnya adalah unit yang belum selesai.

“Dalam lima besar negara yang diidentifikasi dari Cina, India, Malaysia, Indonesia dan Amerika Serikat, sekitar 75% lebih suka unit selesai,” ucap Tay.

“Pembeli unit yang telah selesai ini kemungkinan memegang pandangan tradisional bahwa Singapura menyediakan tempat yang aman untuk investasi asing dengan pendapatan berulang yang stabil bahkan di saat krisis.”

Rumah-rumah pribadi Singapura melihat tingkat hunian secara keseluruhan stabil di 94,6% selama enam bulan pertama 2020, masa resesi ekonomi yang dipimpin pandemi. Dan meskipun meningkatnya tekanan resesi, orang asing juga membentak rumah dalam kurung harga yang lebih tinggi.

Bahkan, 30 pembeli dari Cina membeli rumah di atas $ 5 juta, sementara pembeli dari Indonesia dan Amerika Serikat menyumbang 15 dan tujuh unit, masing-masing.

Umumnya, pembeli rumah dari Cina “lokasi pilihan di pos Distrik 1 (Raffles Place, Cecil, Marina, People’s Park), 9 (Orchard, Cairnhill, River Valley) dan 10 (Ardmore, Bukit Timah, Holland Road, Tanglin) untuk rumah-rumah yang terletak di pusat, sementara mereka melihat ke Distrik 18 (Tampines, Pasir Ris) dan 19 (Serangoon Gardens, Hougang, Ponggol) untuk unit pinggiran kota”.

“Pembeli dari India membeli proporsi yang lebih besar di Timur dan Timur Laut pulau, dari Distrik 18 serta Distrik 15 (Marine Parade, Katong, Joo Chiat, Amber Road) dan 19.” Pembeli dari Indonesia, di sisi lain, lebih suka properti di Distrik utama 9 dan 10.

Untuk sisa tahun 2020 dan tahun depan, Tay mengharapkan orang asing “untuk terus membentuk tingkat dukungan sekitar 18% hingga 20% pembeli rumah pribadi di Singapura. “Ini bahkan mungkin meningkat secara moderat karena pembatasan perjalanan dicabut dari waktu ke waktu,” tambahnya.

Penulis: Victor Kang
Sumber:https://www.propertyguru.com.sg/property-management-news/2020/9/191985/foreigners-continue-to-actively-participate-in-singapore-s-housing-market-knight-frank?utm_campaign=dailynews-04Sep2020&utm_content=links&utm_medium=edm&utm_source=pgsg-newsalert

Syarat dan Langkah Pengajuan KPR

Membeli sebuah rumah merupakan sebuah tanggung jawab yang sangat besar. Dengan menyisihkan hasil dari pekerjaan Anda bisa dimanfaatkan untuk menjadi uang muka dan mencicil rumah yang Anda impikan. Harga rumah akan terus semakin melambung tinggi dan Anda masih bisa berkesempatan untuk membeli rumah yang sudah Anda idamkan dengan memanfaatkan KPR. Namun, perlu Anda pahami syarat KPR sebelum mengajukannya.

KPR atau Kredit Pemilikan Rumah adalah salah satu solusi yang bisa Anda pakai untuk mewujudkan dan memiliki hunian impian. Untuk bisa mengajukan KPR dan membeli sebuah rumah terdapat beberapa persyaratan yang harus Anda penuhi sebelumnya. Agar Anda bisa mengetahui apa saja persyaratan dan langkah-langkah untuk mengajukan KPR maka pada artikel kali ini akan dibahas mengenai:

  1. Apakah itu KPR?
  2. Keunggulan Menggunakan KPR
  3. Syarat-syarat Mengajukan KPR
    1. Perorangan
    2. Pemilik Badan Usaha
  4. Langkah-langkah Mengajukan KPR
    1. Pilih dan Tentukan Rumah yang Anda Inginkan
    2. Bertanya Secara Detail Mengenai Rumah yang Akan Anda Beli
    3. Membayar Uang Booking Sebagai Tanda Jadi
    4. Mengajukan KPR pada Pihak Bank
  5. Bank yang Menawarkan KPR di Indonesia

1. Apakah itu KPR?

Dengan memiliki sebuah rumah membuat Anda bisa merubahnya sesuai dengan keinginan Anda. (Foto: Pixabay – Laura Shaw)

Dengan memiliki sebuah rumah membuat Anda bisa merubahnya sesuai dengan keinginan Anda. (Foto: Pixabay – Laura Shaw)

Pada awalnya, masih banyak yang menganggap bahwa membeli sebuah rumah adalah hal yang sangat sulit dan tidak begitu perlu untuk dilakukan. Banyak yang merasa kalau mempunyai rumah itu tidak penting dan lebih baik untuk mengontrak. Pola pikir tersebut sebenarnya kurang tepat karena dengan memiliki sebuah rumah bisa membuat Anda mempunyai sebuah aset yang nilainya akan terus meningkat.

Rumah merupakan sebuah bentuk aset yang sangat baik karena kenaikan nilainya setiap tahun sangatlah cepat dan pastinya Anda tidak akan pernah rugi untuk memiliki sebuah rumah. Bisa Anda bayangkan bahwa jika Anda mengontrak selama waktu yang lama akan tetapi Anda masih belum bisa mempunyai sebuah aset yang bisa Anda miliki sendiri.

Cara Mengajukan KPR di Indonesia dan Langkah Detailnya

Mengajukan KPR dan Mengatur Cicilan

Untuk Anda yang merasa bahwa membeli rumah adalah pekerjaan yang sulit maka Anda bisa mencoba untuk menggunakan KPR. Dilansir dari Wikipedia, KPR atau Kredit Pemilikan Rumah adalah sebuah kredit yang digunakan untuk membeli rumah ataupun untuk memenuhi bentuk kebutuhan konsumtif yang lainnya dengan jaminan berupa rumah yang Anda miliki.

Beberapa contoh bank yang menyediakan jasa KPR adalah seperti Bank BTN dengan Kredit Griya Utama, BCA dengan KPR BCA, dan Bank NISP dengan KPR Merdeka. Dalam penelitiannya, saat ini KPR sangatlah diminati dan sudah lebih dari 70% warga di Indonesia membeli rumah dengan cara KPR.

2. Keunggulan Menggunakan KPR

Rumah Tipe 21 merupakan rumah yang paling banyak dibeli. (Foto: IDN Times)

Rumah Tipe 21 merupakan rumah yang paling banyak dibeli. (Foto: IDN Times)

Mungkin banyak dari Anda yang takut untuk menggunakan KPR karena Anda harus memiliki komitmen yang tinggi dan bertanggung jawab dengan pembayaran Anda. Dilansir dari Kompas Money, dengan memanfaatkan KPR yang memiliki tenor panjang bisa memberikan kesempatan bagi Anda yang memiliki penghasilan terbatas untuk tetap bisa melakukan pembayaran cicilan rumah setiap bulannya. Selain itu juga dengan menggunakan KPR tentunya Anda bisa belajar untuk lebih menghemat dan mengatur pengeluaran bulanan Anda.

Membeli rumah dengan menggunakan KPR akan membuat Anda menjadi bisa lebih fokus untuk menabung dan membayar DP rumah dalam jumlah yang tidak terlalu besar.

3. Syarat-Syarat Mengajukan KPR

Agar pembelian rumah Anda lancar maka Anda harus melengkapi seluruh persyaratan administratif yang ada. (Foto: Pixabay – Maky Orel)

Agar pembelian rumah Anda lancar maka Anda harus melengkapi seluruh persyaratan administratif yang ada. (Foto: Pixabay – Maky Orel)

Jika Anda tertarik untuk membeli sebuah rumah dengan menggunakan KPR maka Anda bisa mengetahui persyaratan apa saja yang Anda butuhkan. Dilansir dari BCA, inilah beberapa persyaratan dokumen yang Anda perlukan sebelum mengajukan KPR:

1. Perorangan

  • Fotokopi KTP Pemohon
  • Fotokopi KTP Suami atau Istri
  • Fotokopi Kartu Keluarga (KK)
  • Fotokopi Surat Nikah atau Cerai
  • Fotokopi NPWP Pribadi
  • Slip Gaji Asli atau Surat Keterangan Penghasilan, minimal 1 bulan terakhir.
  • Fotokopi Rekening Koran
  • Surat Rekomendasi Perusahaan
  • Akta pisah harta Notaril

2. Pemilik Badan Usaha

  • Fotokopi KTP Pemohon
  • Fotokopi TKP Suami atau Istri
  • Fotokopi Kartu Keluarga (KK)
  • Fotokopi Surat Nikah atau Cerai
  • Fotokopi NPWP Pribadi
  • Fotokopi SIUP
  • Fotokopi Akta Pendirian Perusahaan
  • Fotokopi Rekening koran atau Tabungan 3 bulan terakhir
  • Surat pernyataan asli mengenai kredit kepemilikan properti

Tip RumahPastikan agar dokumen Anda siapkan secara lengkap agar proses KPR Anda bisa diterima dan berlangsung dengan baik.

4. Langkah-langkah Mengajukan KPR

Bacalah seluruh persyaratan yang diajukan oleh bank sebelum Anda menyetujui untuk mengambil KPR. (Foto: Pexels – Andrea Piacquadio)

Bacalah seluruh persyaratan yang diajukan oleh bank sebelum Anda menyetujui untuk mengambil KPR. (Foto: Pexels – Andrea Piacquadio)

Agar Anda bisa mewujudkan impian dalam membeli sebuah rumah maka Anda perlu untuk mengikuti langkah-langkah mudah dalam mengajukan KPR seperti yang dilansir dari Cermati berikut ini:

1. Pilih dan Tentukan Rumah yang Anda Inginkan

Anda bisa melakukan aktivitas bersama keluarga di rumah baru Anda. (Foto: Pexels – August de Richelieu)

Anda bisa melakukan aktivitas bersama keluarga di rumah baru Anda. (Foto: Pexels – August de Richelieu)

Tahap pertama dalam mengajukan KPR adalah Anda harus menentukan terlebih dahulu rumah yang ingin Anda beli. Tidak semua rumah bisa Anda beli dengan menggunakan KPR maka dari itulah Anda harus menanyakan langsung kepada Bank atau broker properti mengenai daerah dan lokasi rumah yang menyediakan program cicilan melalui KPR.

Anda juga harus melakukan survei dari tempat atau perumahan yang menyediakan KPR tersebut. Lihatlah apakah lingkungan yang akan Anda tinggali bebas dari banjir dan menggunakan air tanah yang masih bersih dan belum tercemari. Dengan tinggal pada perumahan yang memanfaatkan air tanah yang bersih maka Anda bisa menghemat biaya pengeluaran untuk membayar tagihan air.

2. Bertanya Secara Detail Mengenai Rumah yang Akan Anda Beli

Setelah Anda melihat kondisi lingkungannya, maka Anda harus bertanya secara detail mengenai rumah yang akan Anda beli. Tanyakan terlebih dahulu mengenai harga rumah beserta biaya uang DP untuk membeli rumah tersebut. Selain itu juga, Anda harus mengetahui berapa besar cicilan yang harus Anda bayar setiap bulan dan biaya tanda jadinya.

Perhatikan juga denah dari rumah yang akan Anda tempati apakah ukurannya sudah sesuai dan mencukupi. Pastikan juga agar terdapat banyak fasilitas yang ada di sekitar perumahan Anda agar Anda bisa lebih mudah untuk mengakses berbagai bentuk angkutan transportasi hingga pasar yang terdekat dari rumah Anda.

3. Membayar Uang Booking Sebagai Tanda Jadi

Apabila Anda sudah secara lengkap menanyakan tentang perihal rumah yang akan Anda beli maka Anda bisa memberikan uang booking sebagai tanda jadi dalam pembelian rumah. Uang booking ini adalah sebuah bukti pemesanan rumah agar rumah yang Anda inginkan tidak dibeli oleh orang lain. Setiap developer perumahan memiliki aturan yang berbeda mengenai uang tanda jadi dan pastikanlah agar Anda bertanya terlebih dahulu untuk memastikan persyaratannya.

4. Mengajukan KPR pada Pihak Bank

Anda harus mengetahui ukuran dan rancangan rumah agar bisa menjadi penentu dalam pembelian rumah. (Foto: Pexels – Karolina Grabowska)

Anda harus mengetahui ukuran dan rancangan rumah agar bisa menjadi penentu dalam pembelian rumah. (Foto: Pexels – Karolina Grabowska)

Selanjutnya Anda harus mengajukan kredit KPR pada bank yang sesuai dengan pilihan Anda. Dalam proses pengajuan KPR biasanya Anda akan dibantu langsung oleh developer yang sudah menjadi partner pada bank tertentu. Apabila Anda memilih KPR yang tidak bekerja sama dengan developer perumahan tersebut maka Anda harus mengurus KPR tersebut sendirian.

Lengkapi seluruh persyaratan seperti yang sudah tertulis di atas maka bank akan melakukan persetujuan pengajuan KPR tersebut dalam waktu selama satu bulan. Dalam kurun waktu satu bulan tersebut, pihak bank sebagai pemberi KPR akan melakukan proses survei pada beberapa pihak yang berbeda-beda. Proses survei tersebut akan memeriksa seluruh aktivitas keuangan pada Bank Indonesia untuk mengetahui apakah Anda terdaftar di dalam sebuah blacklist perkreditan.

Anda harus mengetahui bahwa agar Anda bisa melakukan cicilan menggunakan KPR adalah Anda total cicilan Anda maksimal 30% persen dari gaji yang Anda terima. Harga keseluruhan dari rumah, uang muka, lama angsuran dan besaran gaji Anda akan menjadi sebuah hal yang akan menentukan apakah KPR Anda bisa diterima oleh bank atau tidak.

Fokuskan pendapatan Anda untuk mencicil rumah terlebih dahulu. Hindarilah membeli sebuah rumah ketika Anda masih memiliki cicilan yang lain seperti membeli kendaraan bermotor. Cicilan yang lain tersebut hanya akan semakin membebani Anda dan membuat diri Anda menjadi sangat sulit untuk melunasi pembayaran cicilan rumah.

5. Bank yang Menawarkan KPR di Indonesia

Pilihlah lokasi pembelian rumah yang terbaik dan paling tepat untuk Anda. (Foto: Pixabay – Paul BR)

Pilihlah lokasi pembelian rumah yang terbaik dan paling tepat untuk Anda. (Foto: Pixabay – Paul BR)

Setelah Anda siap dan sudah memilih pengembang rumah yang menyediakan proses KPR maka Anda harus memilih bank yang membuka dan menawarkan KPR di Indonesia. Di bawah ini adalah beberapa bank besar yang menyediakan jasa KPR dengan bunga yang ringan untuk Anda agar bisa menyicil rumah dengan mudah:

  • Bank BTN
  • Bank BRI
  • Bank BNI
  • Bank BCA
  • Bank BJB dan BJB Syariah
  • Bank Mandiri
  • Bank UOB Indonesia

Itulah beberapa persyaratan dan langkah mudah agar Anda bisa melakukan pembelian rumah dengan melalui KPR. Semoga dengan mengikuti cara pada artikel kali ini bisa membuat Anda berhasil dalam mewujudkan dan membeli rumah impian Anda sendiri.

Sumber: https://www.rumah.com/panduan-properti/syarat-kpr-30494?utm_source=newsletter&utm_medium=edm&utm_campaign=con-ed-ns-nlc-enga-pp-44069-cmtid1

Photos by: lifepal.co.id

Barang-Barang Berharga Murah Yang Bikin Rumah Tampak Mewah

Untuk mendapat tampilan rumah yang terkesan mewah, tentu membutuhkan modal amat besar. Anda perlu menyewa arsitektur dan desainer terkenal, membeli peralatan mewah, hingga material rumah yang mahal. Sayangnya, hal tersebut hanya bisa didapatkan oleh mereka yang memiliki kekayaan triliunan rupiah.

Untungnya, Anda bisa mendapatkan rumah dengan kesan yang mewah tanpa merogoh kocek dalam-dalam. Dengan beberapa penyesuaian barang yang terlihat sederhana ternyata mampu memberi kesan yang mahal dan mewah.

Beberapa teknik seperti penataan ruang bisa Anda terapkan untuk mendapatkan rumah mewah dengan barang-barang murah. Berikut ini adalah beberapa cara yang bisa Anda lakukan untuk mendapatkan rumah dengan kesan mewah tanpa harus mengeluarkan banyak uang.

  1. Segarkan Ruangan Dengan Tanaman
    Bunga dikenal mampu membuat ruangan menjadi tampak berbeda dari sebelumnya. Tanpa harus mengeluarkan uang yang banyak, Anda bisa membeli bunga demi menciptakan rumah dengan nuansa mewah.
    Tidak perlu bunga yang mahal, cukup membeli bunga dengan harga murah saja sudah cukup. Hal yang paling utama adalah teknik penataan dan peletakannya. Coba letakkan bunga atau tanaman hijau lain di sudut rumah.
    Gunakan pot bening yang berbahan kaca, agar kesan mewah dapat terasa. Anda juga bisa menggunakan pot dengan bahan keramik. Dengan kehadiran bunga dan pot yang sesuai, Anda bisa membuat ruangan lebih segar dan tampak mewah.
  2. Tirai Yang Menambah Kesan Elegan
    Tirai atau gorden di rumah adalah beberapa benda yang memberi pengaruh signifikan dalam menciptakan kesan mewah. Jika Anda perhatikan, banyak rumah mewah menggunakan tirai atau gorden dengan warna-warna emas, pastel, dan putih.
    Hasilnya rumah Anda akan tampak mewah walau menggunakan tirai atau gorden yang sama sekali tidak mahal. Hal ini karena Anda memainkan warna yang sesuai dalam memberi kesan mewah tersebut.
  3. Menggunakan Permadani
    Lantai yang menggunakan permadani tentu menambah kesan mewah dan elegan dari rumah Anda. Permadani berperan untuk membuat interior ruang menjadi tampak menyatu. Hal ini membuat ruangan terasa hangat dan nyaman. Harga dari permadani juga tidak terlalu mahal, Anda bisa mendapatkannya secara terjangkau.
  4. Mengatur Pencahayaan
    Kesan yang paling kuat dari sebuah rumah tentu saja pencahayaannya. Jika terlalu cerah maka rumah akan terlalu sila, dan properti lain mungkin kurang mendapatkan perhatian. Namun dengan pencahayaan yang tepat, Anda akan membuat berbagai bagian interior dalam rumah menjadi tampak menonjol.
    Rumah mewah biasanya menggunakan lampu dengan warna putih yang kalem atau warna keemasan. Ada banyak pilihan lampu yang bisa Anda gunakan dengan harga yang murah. Anda juga bisa membelinya dengan harga yang murah dan tahan lama. Misalnya menggunakan lampu LED yang dipercaya mampu bertahan beberapa tahun dan lebih hemat energi.
  5. Perhatikan Jendela Rumah
    Memberi sentuhan berbeda pada jendela bisa memberi kesan mewah pada rumah Anda. Perhatikan bingkai jendela apakah tampak bagus dari dalam atau luar. ukuran kaca juga harus Anda perhatikan, tidak terlalu besar atau kecil. Hal yang terpenting adalah ukurannya yang proporsional dengan bagian interior lainnya.
    Nah agar terkesan mewah, jendela harus memiliki gorden yang terkesan menyatu. Jika bingkai jendela menggunakan warna yang sedikit kalem, Anda mungkin bisa menggunakan gorden dengan warna putih. Namun hal ini kembali lagi pada selera Anda. Hal yang pasti, jendela yang diperhatikan dengan baik akan membuat rumah terkesan lebih mewah dan terawat.

Oleh: Wahyu Ardiyanto (rumah.com)
Sumber: https://www.rumah.com/berita-properti/2020/8/191713/barang-barang-berharga-murah-yang-bikin-rumah-tampak-mewah

Photo by Vecislavas Popa from Pexels

Mengenal Lebih Jauh Tentang Rumah Split Level

Pernahkah Anda mendengar istilah rumah split level? Atau ada seseorang yang menawarkan rumah tersebut, namun Anda belum menemukan penjelasan yang tepat. Anda tentu harus memahami betul mengenai rumah ini.

Rumah split level sebenarnya akan mudah dipahami jika Anda melihat secara langsung ke dalam rumah tersebut. Rumah ini memiliki ciri khas yakni keberadaan tangga yang memisahkan bagian rumah namun masih dalam satu lantai yang sama. Tangga tersebut tidak untuk berpindah ke lantai lainnya, namun untuk berpindah ke ketinggian yang berbeda.

Munculnya rumah split level seiring dengan populernya rumah minimalis. Keterbatasan lahan yang terjadi di daerah perkotaan membuat kombinasi rumah minimalis dengan interior split level semakin diminati. Hal ini membuat ruangan dalam rumah terasa lebih luas dan lega walau secara ukuran tidak terlalu besar.

Ciri khas dari rumah ini tentu sangat berbeda dengan rumah dua tingkat. Dari luar mungkin tidak ada perbedaan yang bisa dilihat secara jelas. Namun rumah dengan dua lantai biasanya terdapat perbedaan atau pemisah setiap lantainya. Sementara rumah split level tampak hanya ada satu lantai rumah saja.

Manfaat Rumah Split Level

Seperti disebutkan sebelumnya, secara desain rumah ini cocok bagi mereka yang menginginkan rumah minimalis di tengah keterbatasan lahan. Namun apakah ada manfaat lain dari rumah split level?

  1. Interior Yang Lebih Luas
    Langit-langit pada bagian atas rumah tentu tampak menjadi lebih tinggi. Selain itu satu ruang yang level-nya terbagi tentu akan membuatnya tampak lebih luas. Anda menjadi leluasa untuk menempatkan berbagai perabotan di dalam rumah. Selain itu mobilitas Anda juga berjalan dengan lancar tanpa harus khawatir dengan denah rumah yang sempit.
    Interaksi Anda dengan keluarga juga akan semakin baik serta menambah keakraban. Karena tidak ada lagi sekat atau pembatas satu ruangan ke ruangan lainnya. Anda hanya dipisahkan pada level yang berbeda namun masih tetap dalam satu ruang yang sama. Hal ini tentu bisa meningkatkan intensitas komunikasi satu sama lain.
  2. Jarang Antar Ruangan Menjadi Lebih Dekat
    Jika Anda menginginkan rumah yang mendukung aktivitas dan mobilitas, maka rumah split level menjadi pilihan terbaik. Anda juga akan lebih mudah pergi dari satu ruang ke ruangan lainnya tanpa harus menghabiskan waktu tempuh yang lama. Dengan begitu segala urusan Anda bisa diselesaikan dengan cepat.
  3. Memanfaatkan Ruangan Dengan Lebih Efisien
    Rumah minimalis dengan desain split level tentu membuat Anda sulit membangun ruangan dalam jumlah yang banyak. Keterbatasan lahan menjadi penyebab sulitnya menambah ruang. Namun hal ini bukan menjadi masalah jika Anda bisa memanfaatkan ruangan dengan lebih efisien. Setiap ruangan tentu dibangun berdasarkan fungsi utamanya saja. Anda tidak perlu lagi mengeluarkan banyak uang untuk membeli partisi atau material membangun ruangan yang belum tentu terpakai. Efisiensi ruang ini tentu bagus bagi anggaran keuangan Anda.
  4. Nilai Jual Yang Tinggi
    Desain rumah ini memang belum banyak diterapkan di Indonesia. Jika Anda ingin berinvestasi jangka panjang, maka membangun rumah split level menjadi pilihan yang menarik. Interior yang unik dan mendukung aktivitas penghuni tentu menjadi nilai jual yang cukup tinggi dari rumah ini walau dibangun di atas lahan yang terbatas.

Sumber: https://www.rumah.com/berita-properti/2020/8/191594/mengenal-lebih-jauh-tentang-rumah-split-level

Photo: idesignarch.com

KPR Ditolak Bank? Ini yang Harus Dilakukan Segera!

Saat ini, membeli rumah secara kredit melalui program KPR rumah kerap menjadi pilihan. Gak heran, harga rumah yang gak murah menjadi alasan mengapa orang lebih memilih untuk kredit rumah ketimbang melunasinya dalam satu waktu.

Namun, perlu diketahui juga bahwa pengajuan KPR rumah belum tentu selalu berjalan mulus.
Tak jarang bank terpaksa menolak pengajuan KPR nasabah karena satu dan lain hal.
Lalu, bagaimana jika kamu menjadi salah satu yang kurang beruntung?
Tidak perlu panik, ini yang harus kamu lakukan ketika KPR ditolak bank.

Penyebab KPR Ditolak

Ada banyak sekali alasan yang mendasari bank menolak pengajuan KPR seseorang.
Berangkat dari penyebab tersebut, kamu pun bisa mulai membenahi diri dan memenuhi persyaratan yang diberikan bank, hingga akhirnya kembali mengajukan KPR.

Cari rumah di lokasi yang lebih ideal
Seringkali KPR ditolak karena rumah sulit diakses mobil.
Kondisi lingkungan rumah, bisa berpengaruh besar terhadap keputusan bank ketika menyetujui atau menolak pengajuan KPR nasabah.
Apabila rumah yang hendak dibeli berada dalam gang sempit dan sulit diakses mobil, biasanya bank akan enggan untuk mengucurkan kreditnya.
Jika kamu benar-benar memerlukan bantuan KPR, maka sebaiknya carilah rumah lain di lokasi yang lebih ideal.

Perbaiki riwayat kredit di BI Checking
Setiap bank pastinya akan mengecek skor kredit calon nasabah terlebih dahulu melalui BI Checking (sekarang SID OJK) sebelum memberikan kredit.
Fitur ini digunakan bank untuk menilai kelayakan kredit nasabah.
Ketika hasil BI Checking buruk, maka bank nggak akan menyetujui pengajuanmu.
Solusinya, pastikan bahwa kamu memiliki riwayat kredit yang baik. Lunasi seluruh tunggakan cicilan.
Jika kamu sudah melunasinya, bawa surat klarifikasi dari bank yang menunjukkan bahwa kamu sudah menuntaskan kewajiban kredit.

Untuk karyawan kontrak, pilih bank yang tidak mempermasalahkan status pekerjaan
Status karyawan kontrak atau pegawai lepas biasanya membuat bank ragu untuk memberikan pinjaman, karena khawatir nasabah mengalami gagal bayar atau kredit macet.
Maka dari itu, gak sedikit bank yang langsung menolak nasabah yang tidak berstatus sebagai karyawan tetap.
Tapi jangan putus harapan, kamu para pegawai kontrak juga bisa kok mendapatkan KPR.
Masih ada bank di luar sana yang tidak mempermasalahkan status pekerjaan nasabahnya.
Untuk itu, kamu harus lebih jeli mencarinya.

Komunikasikan dengan pihak kantor bahwa kamu sedang mengajukan KPR ke bank
Bank biasanya akan melakukan survei di tempat kerja nasabah, dengan menghubungi pihak HRD di mana nasabah bekerja melalui telepon.
Mungkin hal ini terkesan sepele bagi sebagian orang.
Namun, gak sedikit pula yang ditolak pengajuannya hanya karena pihak HRD tidak mengangkat telepon dari bank.
Sayang sekali kan?

Evaluasi diri dan tunggu waktu yang tepat untuk mengajukan KPR kembali
Evaluasi hal-hal yang menjadi penyebab KPR ditolak tersebut.
Apabila memang masih banyak yang harus diperbaiki, maka bersabarlah dan perbaiki satu per satu masalahnya.
Jangan terburu-buru mengajukan KPR ke bank lain sebelum kamu benar-benar memenuhi persyaratan bank.

Asal kamu sudah melakukan sejumlah hal di atas, maka gak perlu khawatir pengajuan KPR-mu akan ditolak lagi.

Tetap semangat berburu KPR untuk mendapatkan hunian impianmu ya!

Oleh: Kartika Ratnasari
Sumber: https://artikel.rumah123.com/kpr-ditolak-bank-ini-yang-harus-dilakukan-segera-51448

Photo by Andrea Piacquadio from Pexels

Memahami Arti IPL Apartemen Dan Cara Penghitungannya

Dewasa ini, semakin banyak warga Jakarta yang lebih memilih untuk tinggal di hunian vertikal atau dikenal juga dengan nama apartemen.
Selain lokasinya yang dekat dengan pusat aktivitas, tinggal di jenis hunian yang satu ini juga dirasa lebih praktis.
Pasalnya, hunian ini tidak memerlukan perawatan sebanyak rumah takap.
Meski begitu, terdapat sejumlah biaya bulanan yang harus dikeluarkan penghuni jika kamu tinggal di apartemen.
Melansir dari kompas.com, berikut adalah ulasan lengkapnya.

Memahami Arti IPL

Jika apartemen dibeli dengan cara dicicil, terdapat beberapa biaya yang harus diperhitungkan, meliputi beban biaya air, listrik, serta biaya angsuran.
Selain biaya di atas, kamu juga harus memperhitungkan biaya IPL apartemen.
Nah, sebenarnya apa sih IPL itu?
IPL sendiri adalah singkatan dari Iuran Pengelolaan Apartemen.
Berbeda dengan rumah konvensional, apartemen memiliki badan pengelola yang mengurus gedung secara professional .
Tugas mengoperasionalkan seluruh fasilitas dan ketertiban umum di lingkungan apartemen dilakukan oleh badan pengelola tersebut.
Merekalah yang bertanggung jawab dalam memelihara fasilitas bersama (seperti taman) dan peralatan vital (misalnya saluran air dan lift).
Nah, anggaran perawatan dan gaji pengelola gedung diambil dari IPL apartemen yang didapat dari para pemilik serta penghuni apartemen.

Dasar Hukum Tagihan IPL

Dasar hukum penarikan IPL apartemen tercantum dalam UU No. 20 Tahun 2011 Tentang Rumah Susun dan Peraturan Pemerintah No. 4 Tahun 1988 Tentang Rumah Susun.
Dalam peraturan tersebut, disebutkan bahwa pembiayaan pengelolaan benda, bagian dan tanah bersama dibebankan kepada pemilik atau penghuni.
Lalu, bagaimana cara menghitung jumlah biaya IPL apartemen yang harus dibayarkan?
Setelah mengetahui arti IPL, mari kita ulas pembahasan yang satu ini.

Cara Menghitung IPL

Singkatnya, biaya IPL pemilik atau penghuni apartemen bisa dikalkulasikan dengan rumus berikut:
Tarif dasar IPL dikali luas unit apartemen masing-masing
Besarnya tarif dasar IPL apartemen sendiri ditentukan berdasarkan persetujuan antara pengurus Perhimpunan Pemilik dan Penghuni Satuan Rumah Susun (P3SRS) dengan penghuni atau pemilik apartemen.
Sebelum menentukan besarannya, P3SRS mesti mengetahui pendapatan apa saja yang didapat oleh apartemen.
Umumnya, pendapatan apartemen didapat dari sewa ruang milik P3SRS.
Pendapatan tersebut meliputi
• Sewa pancang Base Transceiver Station (BTS),
• ATM, atau
• Pemasangan iklan di sekitar area komersial lingkungan apartemen.
Setelah mengetahui pendapatannya, P3SRS akan merinci biaya operasional dari apartemen tersebut.
Biaya operasional tersebut meliputi biaya utilitas, karyawan, asuransi, perawatan, listrik, dan masih banyak lagi.
Setelah mengetahui semua biaya yang harus dihitung, keseluruhannya akan dikalkulasikan.
Kemudian, hasil selisih antara pengeluaran dan pemasukan inilah yang akan dibebankan serta dibagi rata dengan luas dari unit apartemen.
Contohnya, jika pemilik apartemen menghuni unit sederhana, bisa saja tarif dasar IPL-nya sebesar Rp10 ribu per meter persegi.
Namun, jika unit yang ditinggali lebih mewah, bisa saja tarif dasar IPL mencapai Rp80 ribu per meter persegi.
Apabila terdapat pendapatan di luar IPL, besarnya pendapatan tersebut akan mengurangi biaya IPL yang harus dibayarkan pemilik atau penghuni apartemen.
Selain itu, karakteristik maupun usia gedung serta jumlah unit juga bisa memengaruhi besarnya IPL yang harus dibayarkan.
Gedung apartemen baru dengan deretan fasilitas tentunya memiliki beban IPL lebih tinggi dibandingkan gedung apartemen sederhana yang berusia belasan tahun.
Sebelum dikelola manajemen gedung, besaran biaya IPL biasanya sudah ditetapkan oleh pengembang apartemen tersebut.
Besaran biaya IPL yang harus dibayarkan tercantum dalam Perjanjian Pengikatan Jual Beli (PPJB), contohnya RpX per meter persegi.
Itulah dasar awal tarif IPL yang dijadikan acuan P3SRS.

Biaya yang Membesar

Namun, jumlah biaya yang dibutuhkan pada kenyataannya jauh lebih besar daripada yang sudah diputuskan.
Inflasi penyebab naiknya harga material atau barang-barang yang dibutuhkan untuk merawat gedung apartemen membuat P3SRS harus melakukan penyesuaian tarif IPL apartemen.
Itulah hal yang kerap memunculkan perdebatan antara penghuni apartemen dengan pengurus P3SRS.
Penetapan tarif IPL apartemen biasanya merujuk pada biaya dasar/biaya rumah tangga (AD/ART) apartemen yang bersangkutan.
Pengurus P3SRS memang mempunyai kewenangan dalam menetapkan tarif IPL.
Namun, jika tarif IPL dinilai relatif terlalu mahal, kamu sebagai penghuni apartemen berhak mempertanyakannya kepada forum tertinggi, yaitu Rapat Umum Tahunan (RUTA).
Pada forum tersebut, kamu dapat menanyakan secara terperinci bagaimana perhitungan biaya dan pengelolaannya.
Itulah beberapa hal yang harus dipahami mengenai arti IPL serta cara penghitungannya.

Oleh: Mukhammad Iqbal (www.99.co)
Sumber: https://www.99.co/blog/indonesia/arti-ipl-apartemen-cara-penghitungannya/

Photo by Karolina Grabowska from Pexels

Mengenal Hipotek | Seperti Apa Hubungannya dengan KPR, Yuk Cari Tahu

Rumah menjadi salah satu kebutuhan manusia selain makanan dan juga pakaian, dulu dikenal dengan pangan, sandang, dan papan.
Selain itu, rumah juga menjadi salah satu instrumen investasi yang cukup aman dan menjanjikan.
Untuk memiliki rumah, tentunya tidak mudah lantaran harganya memang mahal, namun memang ada sejumlah cara untuk membeli rumah.
Salah satunya adalah melalui hipotek yang bisa digunakan untuk pembiayaan pembelian properti.
Sebelum mengetahui lebih lanjut mengenai hipotek, maka ada baiknya untuk mengetahui mengenai hal ini.

Apa Definisi Hipotek

Hipotek berasal dari bahasa asing dan merupakan kata serapan, hypotheca (bahasa Latin) dan hypotheek (bahasa Belanda).
Sedangkan dalam bahasa Inggris, hipotek ini dikenal dengan nama mortgage, jadi sudah tahu ya asal kata.
Jika merujuk pada Kamus Besar Bahasa Indonesia atau KBBI, maka hipotek mempunyai dua arti.

Pertama, kredit yang diberikan atas dasar jaminan berupa benda (harta) tidak bergerak, lantas definisi kedua.
Kedua, surat pernyataan berutang jangka panjang yang berisi ketentuan bahwa kreditor dapat memindahkan sebagian atau seluruh hak tagihan kepada pihak ketiga.

Definisi lainnya tentang hipotek adalah sebuah instrumen utang di mana peminjam akan menjaminkan properti menjadi jaminan utangnya.
Utang tersebut harus dilunasi oleh peminjam dengan aturan pembayaran yang telah ditentukan sebelumnya.
Ya, bisa dikatakan kalau hipotek adalah skema pinjaman atau kredit jangka panjang yang diberikan untuk pembiayaan properti.
Umumnya, pembiayaan ini memang harus mengeluarkan dana besar dan tidak bisa dilaksanakan secara tunai.
Peminjam bisa mengangsur uang yang dipinjam berikut bunga sampai lunas dan kemudian bisa mempunyai hak properti itu sepenuhnya.
Nah, tidak mengherankan kalau hipotek ini juga dikenal sebagai hak atas properti atau klaim atas properti.

Perbedaan Hipotek dengan Gadai

Hipotek dan gadai sama-sama adalah instrumen utang yang memerlukan aset sebagai jaminan dalam perjanjian utang piutang.
Namun, ternyata hipotek dan utang mempunyai sejumlah perbedaan mengenai keduanya, seperti apa saja?

Ada sejumlah perbedaan, namun tidak semua hal akan dijelaskan di dalam artikel ini, namun hanya dua saja.

  1. Jaminan Hipotek dan Gadai
    Untuk hipotek, obyek yang menjadi jaminan adalah aset atau benda tidak bergerak seperti tanah, bangunan rumah, apartemen, ruko, kantor, dan sejenisnya.
    Dalam gadai, obyek yang menjadi jaminan adalah aset atau benda bergerak berwujud ataupun tidak berwujud seperti kendaran bermotor, perhiasan, atau peralatan elektronik.
  2. Hak Kepemilikan dalam Hipotek dan Gadai
    Mereka yang menjadi debitur atau pemberik hipotek masih mempunyai hak untuk menempati obyek yang menjadi jaminan.
    Sementara debitur atau pemberi gadai harus melepaskan hak kepemilikan atas obyek yang menjadi jaminan kepada kreditur.

Hipotek, KPR, dan Properti

Untuk membeli rumah atau properti di Indonesia, memang menggunakan skema hipotek namun lebih dikenal dengan nama KPR.
KPR (Kredit Pemilikan Rumah) dicanangkan sebagai nama sebuah program pembiayaan rumah dengan sistem hipotek.
Program ini dilakukan oleh BTN, sebuah bank pemerintah yang memang khusus untuk pembiayaan perumahan.
KPR ini kemudian lebih dikenal, orang mulai mengenal sistem hipotek, meski akhirnya lupa dengan nama ini.

Hak dan Kewajiban Pemberi Hipotek

Setelah terjadinya pembebanan hipotek, maka akan muncul akibat bagi pemberi hipotek dan juga penerima.
Pemberi hipotek memiliki hak yaitu tetap menguasai benda, menggunakan benda, melakukan penguasaan yang tidak merugikan pemegang hipotek, dan menerima uang pinjaman.
Sementara kewajiban pemberi hipotek adalah membayar pokok dengan bunga dari jaminan hipotek dan membayar denda kalau terlambat membayar pokok dan bunga.

Oleh: Dodiek Dwiwanto (rumah123.com)
Sumber: https://artikel.rumah123.com/mengenal-hipotek-seperti-apa-hubungannya-dengan-kpr-yuk-cari-tahu-62182

Berapa Sih Biaya Notaris dalam Proses Jual Beli Rumah?

Berapa ya biaya notaris jual beli rumah sekarang ini?
Jasa notaris sangat diperlukan dalam proses jual beli rumah.
Mulai dari membuat perjanjian jual beli, akta jual beli, perjanjian kredit, hingga balik nama sertifikat tanah.
Sayangnya, masih banyak yang keburu takut duluan ketika mendengar kata “notaris”.
Lantaran khawatir biaya notaris yang keluar akan sangat besar, akhirnya tak jarang yang setengah-setengah dalam mengurus legalitas rumah.
Misalnya hanya sampai proses akta jual beli, tanpa menyelesaikan proses balik nama sertifikat.
Tentu hal ini akan merugikan pihak-pihak yang terlibat dalam jual beli rumah.
Memang sebenarnya, berapa sih biaya notaris dalam mengurus legalitas jual beli rumah?
Ini dia penjelasan selengkapnya dari informasi yang dihimpun Rumah123.com dengan mewawancarai Notaris Eggie Oktia Sari, SH., Mkn. dan dari sumber-sumber lainnya.
Yuk, simak bersama-sama!

Aturan soal biaya notaris jual beli rumah 2020
Menurut pemaparan Eggie, ketentuan soal honorarium notaris ada pada pasal 36 Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris (selanjutnya akan disebut pasal 36 UUJN).
Penetapan biaya notaris didasarkan pada nilai ekonomis dan nilai sosial dari setiap akta yang dibuat.
Biasanya penentuannya besar kecilnya dilihat dari nilai ekonomis akta, dan juga nilai sosial akta (seberat apa tanggung jawab terhadap akta tersebut).

Perhitungan biaya notaris sesuai fungsinya

Nilai ekonomis:
Honorarium notaris jika ditentukan dari nilai ekonomis, ditentukan dari objek setiap akta. Berikut rinciannya:

  • Nilai objek sampai dengan Rp100.000.000 atau ekuivalen gram emas ketika itu, honorarium yang diterima tidak lebih dari 2,5%
  • Nilai objek di atas Rp100.000.000 sampai dengan Rp1.000.000.000,00 honorarium yang diterima tidak lebih dari 1,5%
  • Nilai objek di atas Rp1.000.000.000, honorarium yang diterima didasarkan pada kesepakatan antara Notaris dengan pihak-pihak yang menghadap, tetapi tidak melebihi 1% dari objek yang dibuatkan aktanya.
    Biaya notaris AJB atau dalam proses jual beli tanah atau rumah dihitung sebagai nilai ekonomis.
    Proses jual beli rumah melalui notaris biasanya dibutuhkan untuk cek sertifikat, validasi pajak, pembuatan Akta Jual Beli, dan biaya balik nama.
    Apabila pembelian rumah melalui proses kredit pemilikan rumah (KPR), maka biasanya muncul biaya perjanjian kredit, biaya surat kuasa membebankan hak tanggungan, akta pembebanan hak tanggungan, dan juga peningkatan hak dari HGB ke SHM jika dibeli melalui KPR.

Nilai sosiologis:
Honorarium notaris jika ditentukan berdasarkan fungsi sosial dari objek setiap akta dengan honorarium yang diterima paling besar Rp5.000.000 sebagaimana yang tercantum pasal 36 UUJN.

Biaya notaris jual beli tanah mahal?
Tidak sedikit yang menganggap bahwa jasa notaris dalam proses jual beli rumah akan memakan biaya mahal.
Menurut Eggie, hal tersebut tidaklah benar.

“Honor notaris itu diatur undang-undang. Biasanya yang membuatnya terlihat besar karena di sana ada komponen-komponen lain, terutama kalau beli rumah lewat KPR.
Ada biaya perjanjian kredit, biaya surat kuasa membebankan hak tanggungan, akta pembebanan hak tanggungan, terus ada juga peningkatan hak dari HGB ke hak milik.
Biasanya poin-poin itu yang ketika ditambah-tambah, jadinya seperti biaya notaris. Padahal kan itu biaya yang dibebankan untuk proses-proses tersebut,” tutur Eggie menjelaskan.
Eggie pun juga menambahkan, bahwa tarif notaris baru dihitung ketika sudah memasuki proses pembuatan akta.
“Untuk konsultasi saja, notaris tidak akan dikenakan biaya. Jadi jangan takut menggunakan jasa notaris.” ujar Eggie.
Itu dia penjelasan seputar biaya notaris jual beli rumah.
Semoga setelah mengetahui hal ini, kamu tidak akan menunda-nunda lagi ya untuk mengurus legalitas rumah melalui ahlinya.

Oleh: Kartika Ratnasari (rumah123.com)
Sumber: https://artikel.rumah123.com/berapa-sih-biaya-notaris-dalam-proses-jual-beli-rumah-55665

Emas Atau Properti, Investasi Tepat Di Tengah Pandemi?

Pandemi Covid-19 memiliki dampak pada perekonomian di berbagai negara dunia, termasuk Indonesia. Selain itu, situasi ini juga menyebabkan efek domino dan ketidakpastian.
Untuk mengatasi dampak yang tak diinginkan, investasi bisa jadi salah satu langkah tepat agar keuangan selamat. Investasi sekaligus bisa menjadi jaminan dari ketidakpastian masa depan.
Membahas investasi, logam mulia alias emas masih jadi primadona. Emas dipilih lantaran mayoritas masyarakat telah familiar dengan instrumen ini serta mudah dijangkau.
Selain itu, emas juga bisa disetarakan dana tunai karena lebih mudah dicairkan. Hal ini membuat penggunaannya bisa dimaksimalkan untuk dana darurat atau kebutuhan mendesak lain.

Namun di saat pandemi seperti sekarang ini, manakah yang tepat dijadikan investasi, emas atau properti?

Perencana keuangan Safir Senduk menyatakan, berdasarkan pengalaman, permintaan akan emas saat kondisi tertentu, terutama saat terjadi kekhawatiran seperti saat ini, cenderung meningkat.
Dari pantauan pada Kamis, 30 Juli 2020, harga emas batangan PT Aneka Tambang (Persero) Tbk pada Kamis berada di angka Rp1.016.000 per gram. Angka itu naik Rp3.000 jika dibandingkan dengan harga emas pada Rabu, 29 Juli 2020.
“Berdasarkan pengalaman, ini (emas) masih akan naik lagi. Paling-paling kalau bicara emas, setelah kenaikannya mencapai rekor baru ini dia ada koreksi dulu sedikit,” ujar Safir, sebagaimana dikutip dari Kompas.com, Senin, 3 Agustus 2020.
Harga emas sendiri jarang turun drastis. Kondisi ini juga dialami instrumen investasi lain, yakni properti.
“Yang aneh adalah properti. Yang namanya properti sering kali jarang turun drastis. Terkoreksi sedikit boleh, tapi jarang sekali dia turun drastis,” kata Safir.
Namun di antara emas dan properti, Safir lebih menyarankan investor memilih properti, terutama saat masa krisis seperti sekarang ini. Sebab, properti dinilai cukup menjanjikan untuk ke depannya, apalagi harga jualnya semakin lama semakin meningkat.
Ragam jenis investasi yang dapat dipilih di sektor ini adalah rumah, apartemen, ruko, dan lainnya.
Pasar properti sendiri kini sedang gencar menawarkan berbagai promo dan kemudahan-kemudahan lainnya. Hal ini menyebabkan konsumen bisa mencari properti dengan harga terbaik.
“Jadi sekarang value beli properti bagus banget karena banyak yang bisa didapatkan,” ucap Safir.
Safir menyebut, bisnis dan investasi di properti menawarkan dua keuntungan. Pertama, keuntungan dari kenaikan harga properti yang didapatkan dari selisih harga beli dengan harga jual (capital gain). Kedua, dari sisi arus kas (cash flow) dari hasil penyewaan aset properti.
Yang harus diingat, properti memiliki likuiditas yang rendah dibandingkan dengan emas. Sebab, pemilik tidak bisa langsung menjual propertinya.
Dengan begitu, Safir menyarankan untuk tidak membeli properti dengan harapan untuk dijual lagi, apalagi saat terjadi krisis.
“Walaupun saya setuju harganya naik, jual properti itu tidak gampang. Jadi saran saya adalah belilah properti untuk disewakan,” tutur Safir.
Pilihan untuk berinvestasi properti bisa diterapkan pada setiap masa krisis. Namun, hal ini sebaiknya dilakukan oleh mereka yang memang memiliki dana berlebih.
“Silakan investasi di properti tapi fokuslah untuk disewakan. Jadi kalau nanti kita jual dan terjual anggap saja itu bonus,” kata Safir.
Lalu, jenis properti apa yang sebaiknya dijadikan instrumen investasi?
Menurut Safir, properti seperti apartemen bisa menjadi pilihan Anda jika tertarik untuk berinvestasi saat ini. Ini karena apartemen berada di tengah kota dengan infrastruktur penunjang yang lengkap. Apartemen juga biasanya dibangun di dekat fasilitas umum sehingga cenderung lebih mudah disewakan.
“Saya enggak bilang mudah untuk disewakan, hanya saja kecenderungannya adalah apartemen punya keunggulan lebih ketika ingin disewakan karena infrastrukturnya cenderung lebih lengkap,” ujarnya.

Oleh: Boy Leonard (rumah.com)
Sumber: https://www.rumah.com/berita-properti/2020/8/191044/emas-atau-properti-investasi-tepat-di-tengah-pandemi
Photo by David McBee from Pexels

Tipe-Tipe Properti Yang Disukai Milenial

Anak muda dikenal memiliki pemikiran unik, kreatif, dan segar. Mereka kerap kali memberikan kontribusi yang belum terpikirkan sebelumnya. Hal-hal yang segar dan kreatif ini membuat anak muda dikenal dengan orang-orang kreatif dan memiliki keinginan dalam menentukan tujuan yang tinggi.
Hal ini ternyata berpengaruh juga pada properti. Anak muda yang memiliki pandangan tersendiri terhadap kebutuhan properti membuat industri ini ikut berubah juga. Mereka mampu membuat sebuah industri yang besar beradaptasi dengan keinginan anak muda. Hal ini tentu dipengaruhi oleh demografi yang saat ini didominasi oleh anak muda.
Anak muda saat ini lebih fleksibel dalam memandang sebuah properti. Mereka tidak terpaku pada satu jenis properti saja seperti generasi sebelumnya. Mereka menyukai pilihan-pilihan beragam yang mendukung mobilitas mereka. Hal inilah yang memicu munculnya konsep hunian baru yang menyesuaikan diri dengan kebutuhan anak muda.

Lalu bagaimana sebenarnya tipe properti yang disukai oleh anak muda? Berikut ini adalah ulasan lengkapnya.

Sewa Rumah
Anak muda cenderung tidak mau langsung membeli rumah dengan berbagai macam alasan. Mulai dari mobilitas, sedang menabung, mencari yang pas, dan banyak lagi lainnya. Selain itu gaya hidup yang serba fleksibel membuat mereka lebih nyaman untuk menyewa rumah daripada harus membeli.
Bahkan setelah menikah dan memiliki keluarga mereka juga cenderung tidak mempermasalahkan untuk memiliki rumah sewa terlebih dahulu. Namun fungsi dan fasilitas yang tersedia mencukupi kebutuhan mereka. Di sisi lain sebagian anak muda tetap memiliki anggapan bahwa rumah adalah sesuatu yang harus dibeli suatu saat nanti.

Coliving
Tingginya biaya hidup di perkotaan tentu membuat anak muda berpikir keras agar mendapatkan hunian yang sesuai. Salah satu pilihan yang mulai banyak digemari adalah hunian coliving. Di sini anak muda bisa hidup bersama dengan banyak penghuni lain dan menggunakan berbagai macam fasilitas secara bersama-sama.
Hunian jenis ini jelas lebih murah dan cocok bagi anak muda yang sedang merintis karir. Mereka juga bisa membangun komunitas dan bersosial bersama penghuni lain. Bahkan bukan tidak mungkin jika karir mereka akan semakin bagus dengan relasi yang mereka kenal di hunian tersebut.

Apartemen
Anak muda menyukai gaya hidup urban dan suka jika hidup di tengah perkotaan. Mereka suka berbelanja di mall, berkumpul bersama teman di cafe, dan berjalan-jalan di taman kota. Oleh karena itu memiliki apartemen memudahkan mereka untuk mengakses berbagai fasilitas yang ada di perkotaan.
Apartemen juga jauh lebih privat dan mendukung mobilitas mereka yang tinggi. Mereka yang sudah memulai karir tentu lebih memilih apartemen yang mendukung aktivitas mereka sehari-hari.

Rumah Sendiri Dengan Desain Minimalis
Sejak dulu memiliki rumah sendiri dianggap sebagai kebanggan tersendiri. Namun bagi anak muda sekarang, memiliki rumah bukan menjadi pilihan utama. Mereka lebih memilih untuk mengembangkan karir dan kompetensi diri sendiri. Jika pun ingin memiliki rumah, sebagian besar dari mereka menyukai rumah dengan desain yang minimalis.

Rumah ini tentu jauh lebih murah dan tetap memberikan fasilitas yang lengkap. Namun rumah minimalis menjadi pilihan anak muda bukan hanya karena itu saja, melainkan membantu mobilitas mereka sehari-hari. Tinggal di rumah yang berukuran kecil tentu memudahkan seseorang untuk beraktivitas dan tidak terlalu banyak makan waktu. Efisiensi seperti yang disukai anak muda sehingga bisa tetap produktif untuk pekerjaan lain.

Oleh: Boy Leonard
Sumber: https://www.rumah.com/berita-properti/2020/7/190999/tipe-tipe-properti-yang-disukai-milenial

Compare