loader image

Jual Rumah yang Masih KPR? 3 Cara Ini Bisa Menjadi Solusi

Kredit Pemilikan Rumah (KPR) memang menjadi cara orang untuk membeli rumah dengan mudah.
Orang bisa mencicil pembelian rumah sesuai kemampuan dengan jangka waktu yang telah ditentukan.
Bank Indonesia pernah melakukan riset bahwa sekitar 70% masyarakat Indonesia memang memilih KPR untuk membeli rumah.
Sisanya menggunakan skema pembelian tunai atau cash dan juga membayar secara tunai bertahap.
Skema cicilan melalui KPR ini memang memudahkan karena tidak semua orang bisa membelinya secara tunai.
Namun, apa jadinya jika saat mencicil rumah, kamu ingin jual rumah yang masih KPR? Bisa nggak sih?
Mungkin kamu harus tugas belajar ke luar negeri, mutasi kerja ke kota lain, memiliki rezeki untuk membeli rumah yang baru.
Atau bisa saja kamu mengalami kesulitan keuangan sehingga harus jual rumah yang masih KPR ini.
Kamu harus jual rumah yang masih KPR ini, bisa tidak sih? Bagaimana caranya kalau bisa, susah atau tidak ya?

Cara Jual Rumah yang Masih KPR

Saat mengajukan KPR, kamu sebagai pemohon akan menjadi nasabah dari bank yang memberikan KPR.
Kamu akan menjadi pemilik rumah yang sudah dibayar atau dilunasi pihak bank sebagai pemberi kredit.
Sedangkan kamu dianggap berutang kepada bank dan membayar cicilan setiap bulannya kepada bank.
Lantas apakah bisa jual rumah yang masih KPR? Sebenarnya sih bisa saja, begini penjelasan mengenai hal itu.
Sebenarnya, rumah yang dibeli menggunakan KPR telah menjadi hak milik kamu sebagai pemohon KPR.
Hanya saja lantaran pembelian dilakukan dengan menggunakan pinjaman dari bank berupa KPR maka hak kepemilikan ada di bank.
Bank masih memegang sertifikat hak milik (SHM) sebagai jaminan atas pinjaman yang telah diberikan.
Untuk memperoleh sertifikat, kamu harus melunasi terlebih dahulu utang kepada bank berupa sisa cicilan KPR.
Sebagai pemilik rumah, kamu tentunya bisa menjual rumah yang belum lunas ini dengan tiga cara berikut ini.

  1. Melunasi KPR Lebih Awal
    Cara yang paling mudah jual rumah yang masih KPR adalah melunasi sisa utang KPR lebih awal.
    Setelah itu, kamu akan memperoleh SHM dan kemudian bisa menjual rumah ini kepada orang lain.
    Ketika kamu membayar lunas sisa KPR, pastinya kamu akan dikenakan denda lantaran melunasi sebelum jangka waktu yang telah disetujui.
    Namun, biasanya jumlah denda ini tidak besar jika dibandingkan bunga sisa pinjaman sesuai jangka waktu.
  2. Menjual Rumah dan Melunasi Sisa Cicilan
    Cara lain jual rumah yang masih KPR adalah menjual rumah tersebut ke orang lain, setelah itu melunasi sisa cicilan.
    Jual rumah ke orang lain, setelah menerima uang pembayaran dari pembeli, bayar sisa cicilan ke bank.
    Setelah itu, kamu bisa mendapatkan SHM dari bank yang kemudian diserahkan kepada pembeli rumah.
    Sebelum mengambil langkah ini, ada baiknya kamu memberitahukan hal ini terlebih dahulu kepada pembeli.
    Penjual menggunakan dana yang diberikan pembeli untuk melunasi cicilan KPR, sisa dana menjadi hak penjual.
    Setelah proses ini selesai, penjual dan pembeli bisa menuntaskan akad jual beli di depan notaris.
  3. Melakukan Over Kredit
    Cara lain dalam jual rumah yang masih KPR adalah melakukan over kredit, cara ini lebih sering dikenal orang.
    Saat memilih melakukan over kredit KPR ini, ada dua cara yang bisa dilakukan oleh penjual, apa saja sih?
    Pertama, mengambil alih KPR di bank yang sama dan melanjutkan cicilan KPR di bank yang sama.
    Kedua, memakai KPR take over dan pembeli melanjutkan cicilan KPR di bank yang berbeda dari bank sebelumnya.

Nah, setelah membaca panduan ini, tentunya kamu tidak perlu lagi bingung saat ingin jual rumah yang masih KPR.

Oleh: Dodiek Dwiwanto (rumah123.com)
Sumber: https://artikel.rumah123.com/jual-rumah-yang-masih-kpr-3-cara-ini-bisa-menjadi-solusi-39257

Draft RUU Ciptaker Buka Peluang WNA Miliki Properti Rumah Susun, Langkah Tepatkah?

Warga Negara Asing (WNA) mendapat peluang memiliki rumah susun di Indonesia. Hal ini tertuang dalam RUU Ciptaker yang akan disahkan akhir Agustus 2020 mendatang. Wah, langkah tepatkah ini?

Pada UUPA Nomor 5 tahun 1960, dijelaskan bahwa hanya WNI saja yang berhak memiliki aset bangunan di Indonesia.
Akan tetapi, dalam draft RUU Ciptaker, pemerintah membuka peluang pada WNA untuk memperoleh hak ini.
Tepatnya, WNA berpotensi memiliki hak milik Satuan Rumah Susun atau Sarusun.
Hal ini, tentu saja bertentangan dengan prinsip dasar UUPA Nomor 5/1960 di atas.

Draft RUU Ciptaker Terkait Hak Milik Rumah Susun oleh WNA

Hak yang akan diberikan pada WNA terkait kepemilikan sarusun adalah hak perorangan.
Artinya, kepemilikan ini akan terpisah dari hak bersama atas bagian bersama, benda bersama, serta tanah bersama.
Ini diatur dalam Pasal 137 RUU Ciptaker yang telah diserahkan DPR pada Jokowi.
Dan meliputi perwakilan badan hukum asing, negara asing, hingga lembaga Internasional.
Bahkan, pemerintah menyetujui adanya kemungkinan hak milik rumah susun ini dialihkan dan dijaminkan.

Berikut rangkuman tepatnya terkait aturan hak WNA atas properti:
• WNA diberi hak pakai untuk rumah tunggal dengan jangka waktu 30 tahun, dapat diperpanjang 20 tahun dan diperbaharui untuk jangka waktu 30 tahun.
• WNA bisa mendapat hak milik atas sarusun di atas hak pakai untuk sarusun baru.

Aturan ini tak hanya bertentangan dengan UUPA Nomor 5/1960, tapi juga dengan PP Nomor 103 Tahun 2015.
PP Nomor 103/2015 mengatur tentang Pemilikan Rumah Tempat Tinggal atau Hunian oleh Orang Asing yang Berkedudukan di Indonesia.
Dalam peraturan tersebut, WNA hanya diberi hak pakai atas sarusun.

Pro Kontra Peluang WNA Memiliki Aset Bangunan di Indonesia

Potensi kepemilikan WNA atas aset bangunan di Indonesia tentu menimbulkan pro kontra.
Salah satu yang menyampaikan keberatannya adalah Anggota Komisi II DPR, Aus Hidayat Nur.
Ia berpendapat, aturan tersebut menunjukkan adanya permasalahan dalam draft RUU Ciptaker.
Dan berpotensi mencederai keinginan wakyat Indonesia untuk berjaya di tanahnya sendiri.
Sementara Menteri Agraria Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional, Sofyan A Djalil, menganggap bahwa hal ini tak seharusnya jadi masalah.
“Saya menganggap bahwa asing itu boleh saja beli (properti), toh mereka tidak akan bawa ke negerinya,” terang Sofyan dilansir dari medcom.id.
Menurutnya, peraturan ini harus berjalan dan semua pihak harus menerimanya karena RUU Ciptaker sangat penting.
“Kalau misalnya rumah tinggal landed kita akan berikan hak pakai. Tentu ada pembatasan dan harga, kita tidak harapkan asing berebut untuk MBR. Ini menjadi konsen presiden yang sedang di selesaikan dalam RUU Cipta Kerja,” jelasnya lebih lanjut.
Ketua Umum REI, Totok Lusida, pun menyambut baik draft RUU Ciptaker karena sangat dibutuhkan pengembang.
Lebih lanjut, Totok berharap akan ada kemudahan pembelian properti oleh asing, yakni cukup hanya dengan visa multi entry saja.

Oleh: Hanifah (www.99.co)
Sumber: https://www.99.co/blog/indonesia/peluang-wna-miliki-rumah-susun/

Photo by Danial Zainudin from Pexels

Konsultan Properti: Pasar Properti Asia Pasifik Tetap Kuat

Managing Director of Capital Markets & Investment Services Asia Colliers International Terence Tang menuturkan, transaksi komersial dan industri berskala besar di banyak pasar membantu mengimbangi kelemahan di beberapa sektor lain.
“Kami telah mengamati tanda-tanda pemulihan yang muncul dan mendorong di kawasan ini yang telah tercermin dalam selera investor dan aktivitas investasi yang tetap kuat pada kuartal terakhir,” ucap Terence melalui siaran pers, sebagaimana dikutip dari Bisnis.com, Kamis, 23 Juli 2020.
Tang melanjutkan, tren kenaikan ini bisa dibilang menggembirakan. Sebab, transaksi bisa meningkat di tengah volatilitas dan ketidakpastian ekonomi.
Serapan e-commerce yang kuat dan percepatan transformasi digital di seluruh kawasan membuat sektor industri, baik pusat logistik maupun teknologi, akan terus menjadi primadona bagi investor. Sementara minat terhadap aset kantor berkualitas di kota-kota besar tetap tinggi.
Managing Director of Capital Markets & Investment Services Australia & New Zealand John Marasco berharap, ada peningkatan aktivitas investasi pada paruh kedua tahun ini.
“Permintaan untuk aset kantor di kota-kota utama Australia harus tetap tinggi karena perusahaan mengaktifkan kebijakan kembali ke kantor’, sedangkan investor juga mencari untuk membeli ke Selandia Baru,” ujar Marasco.
Menurut Tang, pasar properti di Jakarta mencerminkan penentuan kembali harga aset di tengah ketidakpastian akibat waktu yang tak terduga dari pemulihan Covid-19.
“Pasar properti Jakarta juga lambat untuk mencerminkan penentuan harga aset,” kata dia.
Untuk pasar Singapura, adanya keyakinan dan stabilitas diperkirakan bisa kembali ke pasar pada kuartal depan. Ini dibantu dengan langkah-langkah dukungan pemerintah dan peningkatan kondisi pasar saham.
Sementara Australia masih menjadi favorit investor di kuartal kedua. Hal ini ditandai dengan penyelesaian beberapa transaksi signifikan di kota-kota besar Australia.
Adapun di Korea Selatan, minat yang kuat dari investor institusi domestik, utamanya di distrik bisnis Gangnam Seoul, membantu mendorong total transaksi kantor sebanyak 2,5 triliun won atau setara US$2,1 miliar.

Oleh: Boy Leonard (rumah.com)
Sumber: https://www.rumah.com/berita-properti/2020/7/190728/konsultan-properti-pasar-properti-asia-pasifik-tetap-kuat
Photo by sergio souza from Pexels

8 Tips Jual Rumah Agar Tidak Tertipu Seperti Anang Ashanty

Anang Hermansyah Ashanty ternyata hampir ditipu oleh calon pembeli rumah mereka belum lama ini.
Ashanty sempat membagikan kisahnya melalui akun media sosial Instagram mengenai kejadian tersebut.
Pasangan ini memang ingin menjual rumah mewah mereka di Cinere, Depok, Jawa Barat senilai Rp30 miliar.
Anang Ashanty sempat didatangi oleh pasangan suami istri yang mengaku berasal dari Jember dan keturunan Malaysia.
Calon pembeli ini sempat mendatangi rumah mewah dan juga berbincang dengan Anang Ashanty.
Saat itu, Ashanty mengaku senang lantaran rumah bisa terjual dan keluarganya bisa membeli rumah baru.
Kebetulan, Anang Ashanty dan keluarganya sempat mendatangi rumah baru di kawasan Kemang, Jakarta Selatan.
Calon pembeli sempat memaksa Ashanty untuk memperlihatkan surat kepemilikan rumah, namun Anang keberatan.
Bahkan, calon pembeli ini ingin membeli rumah mewah tanpa menawar harga sehingga membuat Ashanty tertarik.
Belakangan, Anang Ashanty akhirnya mengetahui kalau calon pembeli ini ternyata ingin menipu mereka.
Calon pembeli ini sudah menipu banyak orang, salah satunya PMI (Palang Merah Indonesia) cabang Jember, Jawa Timur.

Tips Jual Rumah Agar Tidak Tertipu Seperti Pasangan Anang Ashanty

  1. Menggunakan Agen Properti untuk Properti Kelas Premium
    Kalau ingin menjual rumah yang mahal, sebaiknya menggunakan agen properti karena segmen pembeli memang terbatas.
    Agen properti akan mencarikan calon pembeli yang memiliki dana untuk membeli rumah mewah.
  2. Tidak Harus Mencantumkan Informasi yang Lengkap
    Jangan pernah mencantumkan informasi terlalu lengkap jika ikut memasarkan rumah melalui media sosial atau marketplace.
    Berikan saja informasi umum mengenai rumah misalnya harga, luas, jumlah kamar, dan foto yang sesuai.
  3. Bertemu Langsung dengan Calon Pembeli
    Jika sudah ada calon pembeli, usahakan untuk bertemu langsung agar bisa menggali informasi mengenai calon pembeli, apalagi kalau belum pernah bertemu.
    Penjual bisa mencari tahu mengenai informasi mengenai latar belakang calon pembeli agar tidak tertipu.
  4. Mengecek Keseriusan Calon Pembeli
    Jika calon pembeli menyatakan serius namun belum melihat fisik rumah, penjual harus berhati-hati.
    Pembeli yang serius akan melihat kondisi fisik rumah terlebih dulu lantas mengecek dokumen kepemilikan rumah.
  5. Tidak Langsung Menunjukkan Surat Kepemilikan Properti
    Setelah melihat rumah, calon pembeli yang serius biasanya ingin melihat dokumen kepemilikan rumah.
    Penjual cukup mengirimkan atau memperlihatkan fotokopinya saja kecuali rumah memang sudah dibayar lunas.
  6. Meminta Uang Muka Terlebih Dahulu
    Penjual harus meminta uang muka terlebih dahulu untuk mengetahui keseriusan calon pembeli rumah.
    Penipu biasanya mengelak saat diminta untuk menyerahkan uang muka lantaran memang tidak memilikinya.
  7. Mengecek Dana Calon Pembeli
    Sebelum pembeli melunasi pembayaran rumah, minta terlebih dulu rekening calon pembeli untuk mengetahui dana yang dimiliki.
    Notaris dari pihak penjual rumah biasanya yang akan mengecek ke perbankan mengenai ketersediaan dana di bank.
  8. Memilih Notaris yang Terpercaya
    Jual beli rumah pastinya melibatkan notaris, jadi pilih notaris yang terpercaya sehingga penjual tidak tertipu.
    Sejumlah penipuan jual beli properti di Jakarta yang terjadi pada 2019 lalu melibatkan oknum notaris.
    Saat ingin menjual rumah, penjual memang harus waspada karena banyak penipu yang siap beraksi.

Oleh: Dodiek Dwiwanto (rumah123.com)
Sumber: https://artikel.rumah123.com/8-tips-jual-rumah-agar-tidak-tertipu-seperti-anang-ashanty-60792

New Private Home Sales Soar 104.9% In June 2020

Sales of new private homes in Singapore more than doubled in June from May, hitting the highest monthly sales since November 2019 and the highest June sales since 2013.

Urban Redevelopment Authority (URA) data showed that new homes sales soared 104.9% to 998 units in June from the 487 units sold in May (excluding executive condominiums (ECs)). This figure is higher than the 75.8% increase in May from April. On an annual basis, new home sales increased 21.6% from the 821 units shifted in June 2019.

Including ECs, developer sales increased 102.2% month-on-month and 25.4% year-on-year to 1,031 units.

“We believe this reflects pent-up demand from the two-month circuit breaker period,” said Tricia Song, Head of Research for Singapore at Colliers International.

The circuit breaker measures to curb the spread of COVID-19 was lifted on 19 June and showflat viewings had resumed.

Song noted that while there was no major new project launch, buyers snapped up more private homes from earlier launches, also partly attracted by discounts dangled and lower borrowing costs.
Desmond Sim, Head of Research for Southeast Asia at CBRE, also attributed the increase in sales to the low interest rate environment.

Christine Sun, Head of Research and Consultancy at OrangeTee and Tie, said the increase in sales volume last month was broad-based across all market segments.

Excluding ECs, the number of new homes sold within the Rest of Central Region (RCR) soared 127.5% month-on-month to 430 units in June, those in the Outside Central Region (OCR) increased 90.3% to 489 units, while those in the Core Central Region (CCR) jumped 92.7% to 79 units over the same period.

Last month’s best-selling projects were Treasure at Tampines (104 units), Parc Clematis (90 units), The Florence Residences (89 units), Parc Esta (82 units) and Stirling Residences (74 units).

Kopar at Newton continued to be the top-selling project within the CCR with 25 units sold in June. Other luxury projects such as Fourth Avenue Residences, Royalgreen, Van Holland, Leedon Green, The Avenir and Boulevard 88 also continued to shift units despite the pandemic.

Sun revealed that the reopening of showflats resulted in a substantial increase in sales of pricier private homes. URA Realis data showed that the number of private homes, excluding ECs, transacting at $2 million and above increased to 129 units in June from May’s 23 units.

In terms of proportion to the total sales (excluding ECs), 13% of new homes were sold at $2 million and above in June, compared to 5% in May. Moreover, 32 private homes were shifted at $3 million and above, while two new homes were transacted above $10 million including a 257 sq m 5th floor unit at Boulevard 88 and a 504 sq m 12th floor unit at 15 Holland Hill.

Sun observed that foreign buyers also returned to the market following the circuit breaker period. Based on URA Realis data, the number of non-landed homes acquired by foreign buyers substantially increased in June.

Non-permanent residents (NPR) acquired 49 non-landed private homes in June, a significant increase from the 14 units transacted in May. The figure is also higher than the 33 units moved in June 2019.

The number of non-landed homes acquired by Singapore permanent residents (PR) also surged to 120 units in June from May’s 56 units. It is also higher compared to the 86 units transacted in June last year.

“Many foreigners have bought properties last month as the growing macro-economic uncertainties have driven more overseas investors to seek shelter for safe-haven assets here. Although showflats were reopened last month, we have observed more foreign buyers purchasing private homes remotely due to the border lockdowns or travel restrictions imposed in many countries. This is in stark contrast to the past where many foreigners typically buy a unit only after visiting a showflat,” said Sun.

She expects more foreigners to “pick up private homes in the coming months as the interest rates are expected to remain low and ample liquidity is flowing into the asset markets due to the massive quantitative easing programs launched around the world”.

By Victor Kang (propertyguru.com)
Source: https://www.propertyguru.com.sg/property-management-news/2020/7/190252/new-private-home-sales-soar-104-9-in-june-2020

Photo: Treasure at Tampines was the best-selling project in June.

Menjual Atau Menyewakan Rumah Jenis Ini Bisa Dipidanakan!

Rumah adalah salah satu harta berharga yang cukup harganya mahal. Pergerakan kenaikan harganya pun relatif baik, sehingga menjanjikan bila menyewakan rumah serta dijual kembali. Lalu, jika Anda punya rumah yang berstatus subsidi, apakah bisa dijadikan investasi?
Sejatinya, rumah subsidi dibangun pemerintah untuk menaikkan taraf hidup masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).
Agar mudah dijangkau, harga dan skema pembayaran pun dibuat seringan mungkin.
Hal ini pun tentunya menguntungkan masyarakat untuk akhirnya memiliki rumah layak huni.
Setelah rumah tersebut ditempati, pemilik umumnya beranggapan bahwa mereka punya hak penuh atas hunian tersebut.
Ternyata, hal ini tidak berlaku jika Anda membeli rumah subsidi.
Pemerintah telah membuat peraturan, termasuk izin menyewakan rumah subsidi atau menjualnya.
Jika menyalahgunakannya tanpa izin pemerintah, Anda pun dapat dipidana dan kehilangan rumah.
Mengapa begitu?
Ini pembahasan lengkapnya.

Utamanya Rumah Subsidi Harus Ditinggali Sendiri
Harga rumah yang diberikan pemerintah pada MBR tergolong sangat murah jika dibandingkan dengan pasaran.
Sesuai peraturan pemerintah, harga rumah tersebut tidak lebih dari Rp150 juta untuk beberapa kota.
Murahnya rumah yang dapat dibeli tersebut adalah hasil dari subsidi yang diberikan pemerintah.
Agar program rumah murah ini tepat sasaran dan juga bermanfaat untuk kesejahteraan masyarakat, pemerintah pun mewajibkan pembeli untuk menempati rumah yang dibelinya.
Setidaknya, Anda harus menempati rumah tersebut setahun setelah melakukan serah terima dengan developer.

Sanksi Tegas untuk Pelanggar yang Menyewakan Rumah MBR
Menyewakan rumah subsidi atau menjualnya merupakan bentuk pelanggaran atas kewajiban pembeli pada pemerintah.
Jika hal ini Anda lakukan, bersiaplah untuk mendapatkan sanksi tegas dari pemerintah.
Sanksi yang dikenakan bagi pelanggar ialah pembatalan pembelian dan pengembalian rumah kepada pemerintah.
Anda pun harus membayar kembali semua fasilitas pembiayaan yang telah diterima.
Selain pengembalian rumah, Anda pun dapat dipidanakan dengan denda Rp50 juta. Perihal mengenai sanksi ini sendiri telah diatur dalam Pasal 152 UU No.1 Tahun 2011 yang berbunyi:
Setiap orang yang menyewakan atau mengalihkan kepemilikan atas rumah umum kepada pihak ain sebagaimana dimaksud dalam Pasal 135, dipidana dengan pidana denda paling banyak Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah).

Boleh Disewakan & Dijual, Asal…
Ada pengecualian yang dibuat pemerintah sehingga Anda dapat menyewakan rumah subsidi, menjualnya, atau mengalihkan hak kepemilikannya.
Hal-hal tersebut ialah:
Telah menghuninya dalam kurun waktu 5 tahun untuk rumah, 20 tahun untuk rumah susun.
Pindah tempat tinggal karena kondisi sosial ekonomi yang meningkat
Terjadinya pemberian warisan, termasuk jika pemiliknya meninggal dunia
Kepentingan bank pelaksana dalam rangka menyelesaikan kredit/pembiayaan yang bermasalah.
Di luar alasan-alasan tersebut, rumah subsidi tetap harus digunakan dan dimanfaatkan oleh sang pembeli sendiri.
Sementara itu, bagi Anda yang ingin menjual rumah ketika telah memenuhi syarat di atas, seluruh proses harus dilakukan melalui pihak pemerintah.
Alasannya adalah agar harga jual rumah tetap sesuai dan terkontrol.

Patuhi Juga Hal Ini Saat Beli Rumah Subsidi!
Selain diminta untuk menghuni dan larangan menyewakan rumah subsidi serta menjualnya, ada beberapa kewajiban lain yang harus Anda patuhi.
Kewajiban itu antara lain:
• Menyertakan keterangan, pernyataan, dokumen yang sah saat mengajukan KPR subsidi
• Membayar cicilan rumah sesuai dengan besaran yang telah ditentukan
• Tidak menunggakan cicilan
• Memelihara rumah yang telah dibeli sebaik mungkin.

Semoga ulasan 99.co Indonesia kali ini dapat menambah wawasan Anda seputar rumah subsidi ya, Sahabat 99.

Oleh: Tiara Syahra Syabani (www.99.co)
Sumber: https://www.99.co/blog/indonesia/hanya-karena-menjual-atau-menyewakan-rumah-bisa-dipidanakan/

Photo by Juhasz Imre from Pexels

Ini Alasan Kenapa Pandemi Jadi Saat Yang Tepat Untuk Investasi Properti

Pandemi memang bukan kondisi yang menyenangkan.
Namun, hal ini ternyata merupakan momen yang baik untuk berinvestasi properti.
Hmm, apa alasannya, ya?
Daripada penasaran, simak penjelasannya berikut ini, yuk!

Alasan Pandemi Jadi Waktu Tepat untuk Investasi Properti

  1. Suku Bunga Menurun Baik untuk Investasi Properti
    Bank Indonesia atau BI telah menurunkan suku bunga acuan (BI-Rate) sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 4,75 persen.
    Hal tersebut diputuskan berdasarkan rapat dewan gubernur (RDG) pada 19-20 Februari 2020.
    Tak hanya itu, pada RDG 18-19 Maret 2020, BI-Rate kembali turun 25 bps menjadi 4,50 persen.
  2. Investasi Properti Jadi Upaya Pemulihan Ekonomi
    Aplikator properti Kuncii, Robby S. Irawan, mengatakan kalau semua ini merupakan upaya memulihkan ekonomi yang berdampak pada upaya membangkitkan sekitor properti.
    “Selain menurunkan suku bunga, pemerintah berupaya memulihkan perekonomian dengan skenario new normal. Jadi kondisi itu yang membuat saat ini waktu yang tepat investasi properti,” kata Robby yang dikutip dari laman kompas.com, Minggu (12/7/2020).

Tantangan Investasi Properti
Meski demikian, investasi di bidang properti memiliki tantangan.
Pengembang dan pembeli properti harus memertimbangkan beberapa hal, yakni sebagai berikut:

  1. Sesuaikan dengan Kebutuhan
    Saat ini, pengembang properti dihadapkan pada tantangan yang sulit.
    Oleh sebab itu mereka harus mencari terobosan untuk mengembalikan penjualan kepada situasi normal.
    Menurut Robby, bukan zamannya lagi bagi pengembang jual mahal.
    Mereka harus menjual produk yang sesuai dengan kebutuhan pasar dengan cara-cara inovatif dan kreatif.
  2. Lokasi Properti
    Sementara di sisi konsumen, dia menyarankan, agar pasangan muda atau calon pembeli yang baru pertama kali membeli rumah harus pintar-pintar memilih lokasi.
    “Semua developer bilang, lokasi yang mereka bangun merupakan yang terbaik. Tapi apakah benar itu lokasinya terbaik? Lokasi terbaik itu harus dapat diakses dan dekat dengan pusat kegiatan,” terang Robby.
    Jarak tempuh antara perumahan yang dekat dengan kantor pemerintahan, pusat kesehatan, pendidikan dan perbelanjaan, juga harus menjadi pertimbangan.
    Robby mengingatkan konsumen yang seringkali terjebak membeli rumah murah tapi harga jualnya tidak kunjung naik.
    “Lebih baik beli agak mahal tapi nilai jualnya cepat naik. Hal ini ditentukan oleh kualitas bangunan dan lokasi,” tambahnya.
  3. Gaya Hidup
    Sebelum membeli properti, masyarakat harus belajar dari perilaku dan preferensi Generasi Z yang dinilai Robby lebih dewasa daripada generasi milenial.
    “Generasi Z itu sudah sangat sadar bahwa rumah merupakan kebutuhan. Sementara generasi milenial lebih mementingkan gaya hidup. Akhirnya mereka (milenial) sadar telah salah pilih rumah,” imbuhnya.

Oleh: Nita Hidayati (www.99.co)
Sumber: https://www.99.co/blog/indonesia/investasi-properti-saat-pandemi/
Photo by Soloman Soh from Pexels

6 Cara Beli Rumah Secepatnya | Biar Tidak Tinggal Kontrakan Sempit Selamanya

Harga properti terus naik dengan cepat setiap tahunnya, sementara kenaikan penghasilan tidak bisa mengejarnya.
Pastinya kamu bertanya pada diri sendiri, kapan ya bisa punya rumah sendiri meski kecil tapi nyaman.
Bagi kamu yang baru menikah tentunya memimpikan punya rumah sendiri agar bisa hidup mandiri.
Memangnya kamu bisa betah tinggal satu atap dengan mertua atau orang tua yang pastinya rawan konflik.
Begitu juga dengan kamu yang sudah menjadi mom and dad, kamu pasti pengen punya rumah sendiri.
Kamu tidak ingin lagi tinggal di rumah kontrakan sempit yang harga sewanya terus naik setiap tahun.
Lantas bagaimana dong untuk bisa memiliki hunian sendiri secepatnya, bagaimana caranya sih?
Kapan sih generasi milenial bisa punya rumah tapak atau apartemen sendiri, tidak tinggal lagi di kontrakan sempit.
“Targetkan punya rumah. Pastikan punya sisa dari penghasilan,” kata Kaukabus Syarqiah CFP kepada Rumah123 beberapa waktu lalu.
“Kalau nggak ada target, nggak akan tercapai. Kasih tenggat waktu, kapan? Kalau nggak, jadinya kapan-kapan,” ujar wanita yang akrab disapa Kiki.
Kaukabus merupakan perencana keuangan atau financial planner dan juga staf pengajar di perguruan tinggi.

Punya Target Beli Properti Biar Tidak Tinggal di Kontrakan Sempit

Kaukabus menyatakan generasi milenial harus memberikan target kapan harus punya rumah atau hunian.
Tentukan waktunya kapan bisa beli rumah atau apartemen, dua tiga atau empat tahun lagi dari sekarang.
Kaum milenial harus mengatur penghasilan dan juga pengeluaran bulanan agar bisa membeli rumah.
Ada pengeluaran untuk konsumsi, investasi, dan juga tabungan, pembelian hunian termasuk dalam pos investasi.
Besaran pengeluaran untuk pembelian rumah atau apartemen antara 30 hingga 35 persen dari penghasilan bulanan.
Kalau kamu memiliki penghasilan Rp5 juta per bulan, paling tidak Rp1,5 juta hingga Rp1,75 juta disisihkan untuk cicilan hunian.
Seandainya, kamu dan pasangan mempunya double income yang sama, maka kemampuan cicilan antara Rp3 juta hingga Rp3,5 juta.
Jika kamu belum memiliki anak, kamu memang bisa tinggal di apartemen studio meski memang tidak ideal.
Namun, kemampuan mencicil kamu memang hanya pas untuk membeli apartemen tipe studio di Jakarta.
Maka pilihannya adalah melirik rumah tapak di pinggiran Jakarta, kamu masih bisa mendapatkan rumah yang layak.
Namun, sebelum mencicil rumah via KPR (Kredit Pemilikan Rumah), kamu harus menyiapkan uang muka atau down payment (DP).
Kalau kamu melirik rumah Rp400 juta di pinggiran Jakarta, kamu harus menyiapkan setidaknya DP 10%.
Jika kamu dan pasangan mengumpulkannya bersama, kamu bisa mengumpulkan Rp36-42 juta dalam satu tahun.
Jumlah ini sesuai dengan perhitungan di atas tadi dengan memakai skema joint income suami istri.
Ini belum memasukkan THR (Tunjangan Hari Raya) dan bonus lho, jadi kamu memang bisa mengumpulkan DP dalam setahun.
Seandainya, kamu tidak bisa mengumpulkannya dalam waktu setahun, sebenarnya kamu bisa mencari pekerjaan sampingan.

Cara Beli Rumah dengan Cepat Biar Tidak Tinggal di Kontrakan Sempit

  1. Memiliki Target Saat Mencari Properti
    Saat mencari rumah, kamu dan pasangan harus memiliki target dengan mempersempit pencarian.
    Misalnya kamu mencari rumah di Bekasi yang dekat akses KRL Commuter Line, harga Rp400 juta, target pencarian 6 bulan.
    Kamu bisa memanfaatkan marketplace, pameran properti, informasi saudara, mendatangi marketing gallery, dan lainnya.
  2. Targetkan Waktu Menabung DP
    Saat masih proses mencari, targetkan juga kalau dalam waktu satu tahun telah memiliki sekian puluh juta rupiah.
    Kalau masih ada kekurangan sedikit atau mungkin belasan juta rupiah, kamu bisa meminjam ke orang tua atau mertua.
    Atau kamu bisa meminta perusahaan pengembang memberikan keringanan untuk mencicil DP, biasanya developer memiliki skema ini.
  3. Bersiap Mencicil KPR
    Setelah mendapatkan rumah dan membayar DP, fase berikutnya adalah mencicil rumah dengan jangka waktu yang ditentukan.
    Tidak ada salahnya untuk mencicil rumah dengan jangka waktu 15-20 tahun karena cicilan tidak memberatkan.
    Biasanya KPR menggunakan skema bunga flat pada 2-3 tahun pertama dan skema floating setelahnya.
  4. Belajar Hidup Hemat
    Ketika mencicil rumah, pastinya pengeluaran akan terfokus pada pos yang bisa mencapai 35 persen dari penghasilan.
    Saatnya, kamu belajar hidup hemat misalnya dengan membawa makanan ke kantor, naik transportasi massal ke kantor.
    Kurangi juga pengeluaran untuk gaya hidup, ingat mengurangi dan bukan menghilangkan pos pengeluaran gaya hidup.
  5. Mencari Pemasukan Tambahan
    Penghasilan tiap bulan pas-pasan untuk menutupi pengeluaran terutama untuk cicilan KPR? Saatnya cari pemasukan tambahan.
    Banyak cara untuk mendapatkan pemasukan tambahan mulai dari memanfaatkan keahlian atau hobi.
    Kamu hobi memasak, ya buat saja kue atau kamu memang ahli dalam teknologi informasi, cari side job pada akhir pekan.
  6. Biasa Melakukan Perbaikan Sendiri
    Untuk menghemat pengeluaran, kamu harus belajar melakukan perbaikan sendiri seperti mengganti kran, mengecat, dan lainnya.
    Pada Juli 2020, ongkos tukang bangunan sudah mencapai Rp200 ribu per hari, jadi bayangkan yang bisa dihemat kalau ada perbaikan kecil.

Namun, kamu memang harus menyiapkan dana darurat untuk renovasi rumah setelah lima tahun.
Nah, mudah-mudahan dengan menerapkan tips ini, kamu tidak lagi tinggal di kontrakan sempit ya.

Oleh: Dodiek Dwiwanto (rumah123.com)
Sumber: https://artikel.rumah123.com/6-cara-beli-rumah-secepatnya-biar-tidak-tinggal-kontrakan-sempit-selamanya-43681

Photo by Marianne from Pexels

Sering Dianggap Klenik, Ini 5 Penjelasan Ilmiah Terkait Mitos Rumah Tusuk Sate

Rumah tusuk sate adalah rumah yang posisinya terletak di ujung jalan, persis di tengah jalur pertigaan.
Jika digambarkan, rumah ini membentuk huruf T.
Akibat mitos, rumah tusuk sate kerap dihindari banyak orang yang hendak membeli hunian.
Sebab, menurut mitos yang beredar, posisi rumah sunduk sate ini akan membawa banyak kesialan.
Mulai dari tertimpa masalah kesehatan, rezeki, hingga perpecahan rumah tangga.
Tak jarang pula rumah dengan posisi tusuk sate dijual dengan harga yang lebih rendah dibandingkan rumah lain di sekitarnya.
Nah, sebenarnya, apa saja sih mitos yang beredar di tengah masyarakat mengenai rumah ini?
Apakah mitos tersebut masuk akal jika dijelaskan secara ilmiah?
Rumah123 akan menjelaskan selengkapnya dalam artikel ini. Yuk, disimak!

Penghuni rumah tusuk sate lebih sering bertengkar
Mitos:
Menurut mitos, rumah yang posisinya terletak di ujung jalan ini bisa menyebabkan keluarga kurang harmonis. Sebab, banyak pertengkaran yang akan terjadi akibat hawa panas yang terus-terusan muncul.
Penjelasan ilmiah:
Hawa panas yang sering muncul disebabkan karena lokasi rumah yang berhadapan tepat dengan persimpangan jalan. Sehingga, cahaya matahari lebih mudah masuk tanpa adanya penghalang.
Menurut sebuah penelitian yang dilakukan oleh pakar kesehatan dari University of California menyebutkan bahwa cuaca panas bisa membuat orang lebih mudah emosi dan marah.
Jadi, mitos tersebut memang masuk akal.
Cara mengatasinya:
Tambahkan kanopi agar cahaya matahari tak langsung mengenai dinding.
Kamu juga bisa menggunakan tirai dengan bahan adem.

Penghuni rumah menjadi lebih gampang sakit
Mitos:
Banyak ahli feng shui yang mengatakan bahwa aliran chi pada rumah tusuk sate sangatlah kuat.
Aliran tersebut memiliki pengaruh buruk yang membuat penghuni rumah menjadi lebih mudah sakit.
Penjelasan ilmiah:
Lokasi rumah yang berhadapan langsung dengan jalan tegak lurus membuat rumah tersebut memiliki aliran angin yang sangat kuat. Oleh karena itu, debu dan kotoran menjadi lebih cepat masuk.
Risiko terpapar penyakit yang diakibatkan oleh debu dan kotoran memang lebih besar. Namun semua kembali lagi pada imunitas para penghuni rumah.
Cara mengatasinya:
Jangan tempatkan pintu dan jendela dalam posisi menghadap jalan, melainkan di samping.
Sirkulasi udara yang berasal dari samping akan membuat debu dan kotoran tak bisa langsung masuk ke dalam rumah.
Bersihkan pula rumah dengan teliti secara rutin.

Rawan tertimpa kecelakaan
Mitos:
Model rumah tusuk sate lebih banyak membawa sial karena membuat penghuninya rawan tertimpa kecelakaan.
Penjelasan ilmiah:
Lantaran terletak tepat di hadapan jalan, terdapat risiko kendaraan menabrak rumah.
Seperti dilansir pengguna Mohammad Rasyid Ridha, pengguna Kompasiana, yang mengalami insiden di rumah sunduk sate miliknya.
Tetangganya sedang memanaskan mobil dan lupa memasang rem tangan sehingga mundur dan menabrak tiang rumah miliknya.
Cara mengatasinya:
Kamu bisa mengakalinya dengan membuat taman atau kolam di depan rumah.
Dengan begitu ketika terjadi kecelakaan seperti cerita di atas, setidaknya mobil tak mengenai rumah.

Seret rezeki
Mitos:
Penghuni rumah dengan posisi tusuk sate akan mendapatkan sial seperti kesulitan mendapatkan rezeki.
Penjelasan ilmiah:
Jika dilihat dari mitos sebelumnya, memang risiko yang terdapat dari rumah ini lebih besar ketimbang rumah pada umumnya.
Akibat hal tersebut, ada dana tambahan yang harus dikeluarkan.
Cara mengatasinya:
Rumah tusuk sate biasanya memiliki harga yang lebih rendah.
Bisa dibilang, kamu untung untuk hal ini.
Tapi pastikan juga kamu telah memperhitungkan juga biaya yang harus dikeluarkan untuk mengurangi risiko yang bisa didapatkan.
Pilih juga rumah dengan kondisi lingkungan yang baik.

Angker dan mengundang makhluk halus
Mitos:
Masih berhubungan dengan energi chi yang kuat, rumah sunduk sate disebut-sebut bisa menarik perhatian para hantu dan makhluk halus lainnya.
Penjelasan ilmiah:
Dilansir The Independent, Dr Dominic Ffytche dari Institute of Psychiatru mengatakan, pengakuan melihat hantu disebabkan oleh otak yang berusaha memahami penurunan informasi dari saraf optik.
Misalnya karena mengalami sleep paralysis, karena ilusi yang dihasilkan otak, atau karena sakit mata.
Cara mengatasinya:
Penampakan hantu hanyalah sesuatu yang berhubungan dengan otak.
Maka dari itu, sebisa mungkin pastikan bahwa kondisi kesehatan berada dalam keadaan prima agar tak terjadi hal ini.
Itu dia penjelasan mengenai rumah tusuk sate.

Semoga setelah membaca ini, kamu bisa lebih bijak lagi dalam memilih hunian, dan tak terpaku dengan mitos yang beredar.

Oleh: Kartika Ratnasari (rumah123.com)
Sumber: https://artikel.rumah123.com/sering-dianggap-klenik-ini-5-penjelasan-ilmiah-terkait-mitos-rumah-tusuk-sate-51981

Photo by Binyamin Mellish from Pexels

Properti Di 3 Wilayah Jakarta Ini Akan ‘Meledak’, Apa Sebabnya?

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui Gubernur Anies Baswedan, baru saja menandatangani Peraturan Gubernur (Pergub) perihal panduan rancang kota di tiga kawasan TOD, yakni Blok M-ASEAN, Fatmawati, dan Lebak Bulus. Keberadaan TOD ini diperkirakan akan mengangkat kawasan properti sekitar.

Yang akan menjadi pengelola kawasan tersebut adalah PT MRT Jakarta. Terkait hal ini, Direktur Utama PT MRT Jakarta William Sabandar mengatakan, masing-masing kawasan akan memiliki tema berbeda.

Blok M-ASEAN

Kawasan ini bertema Green Creative Hub. Panduan rancang kota Blok M – ASEAN ditetapkan lewat Pergub No 55 Tahun 2020.

“Jadi kami akan mengembalikan Blok M sebagai kawasan yang hijau,” ujar William di Jakarta, sebagaimana dikutip dari CNBC Indonesia, Jumat, 3 Juli 2020.

Terdapat sejumlah simpul transportasi di kawasan ini, di antaranya Stasiun MRT Jakarta Blok M dan ASEAN Sisingamangaraja, Terminal Blok M, dan Halte TransJakarta Masjid Agung.

“Kira-kira ada penambahan di 470.000 meter persegi square area pengembangan campuran. Ada yang dikerjakan dalam waktu singkat, ada yang sampai 21 tahun ke depan. Ada penambahan pekerjaan trotoar, pepohonan, bike sharing, ruang terbuka, dan satuan ruang parkir yang akan berkurang,” kata dia menambahkan.

William melanjutkan, akan disiapkan juga 31.718 meter persegi area untuk aktivitas informal. Daerah ini mengakomodir kegiatan informal, seperti PKL, hawker center, dan ojek daring. Lalu ada juga 16 fasilitas bike sharing yang disiapkan.

Fatmawati

Panduan rancang kota kawasan ini ditetapkan melalui Pergub No 56 tahun 2020 dengan tema Ruang Atas Dinamis. Kawasan TOD Fatmawati sendiri disiapkan di atas 460.000 meter persegi lahan pengembangan.

“Ada 460 ribu meter persegi area campuran yang akan dikembangkan. Kita akan kerja sama dengan developer-developer untuk pengembangan di kawasan tersebut,” ucap William.

Di kawasan ini, akan disiapkan 12 fasilitas bike sharing. Lalu akan ada 0,5 hektare taman dan ruang terbuka. Ada juga 13.960 meter persegi area tepian sungai yang dapat dikembangkan menjadi taman atau plaza yang bisa digunakan sebagai pedestrian.

Lebak Bulus

Tema kawasan ini adalah Gerbang Terminus Selatan Jakarta. Panduan rancang kotanya ditetapkan melalui Pergub No 57 tahun 2020. “Kami akan jadikan gerbang di selatan Jakarta,” tutur William.

Terdapat 200.000 meter persegi lahan pengembangan fungsi campuran di kawasan ini. Ada pula 1,5 hektare taman dan ruang terbuka, 78.404 meter persegi ruang teduh publik, dan 5.000 meter persegi area PKL. Selain itu, juga ada tujuh titik park & ride, yang menyediakan tambahan 1.500 lahan parkir.

Dengan begitu, seluruh fasilitas ini mendukung Lebak Bulus sebagai pemberhentian terakhir MRT Jakarta dengan mengakomodir perpindahan moda transportasi dari kendaraan pribadi ke MRT Jakarta.

Oleh: Boy Leonard (rumah.com)
Sumber: https://www.rumah.com/berita-properti/2020/7/189807/properti-di-3-wilayah-jakarta-ini-akan-meledak-apa-sebabnya

5 New Launch Condos Most Likely To Hit The Market During Phase Two

As some of us are busy getting used to wearing pants to work during Phase Two, condo developers are gearing up to launch a series of projects originally slated for Q2 2020. One thing’s for sure, they are definitely not playing the wait-and-see game anymore; robust post-CB sales numbers for new launch condos have spurred developers into action.

Another reason why you might see a handful of projects launched really soon: the Covid-19 pandemic might still affect buyer sentiment down the road, if fears of a second wave come true, so there’s no reason to delay further now that buyers seem to be as bullish as racehorses out of the starting block.

Finally, due to the Covid-19 supply chain and labour disruptions, developers would want buyers to commit early so they can go ahead and secure manpower and material ahead of time and minimise the likelihood of protracted construction delays.

We have it on good authority that these five condos are the ones that will most likely to launch during Phase Two:
The Atelier
Penrose
Clavon
Forett@Bukit Timah
Midtown Modern

New launch condo #1: The Atelier

Key highlights:
• Within prime District 9
• 3 very reputable primary schools within 1km
• Quiet neighbourhood
District: 9
Developer: Bukit Sembawang
Tenure: Freehold
Units: 120

There are a handful of prime district developments yet to be launched, which date back to the 2017-2018 en bloc frenzy, and The Atelier is one of them.

Developer Bukit Sembawang successfully bid for the freehold District 9 site of the former Makeway View back in March 2018 for $168 million, which translates to a $1,626 per square foot per plot ratio (ppr).

We expect The Atelier to launch at a competitive pricing, taking into consideration the competition from new launch condos in the area. The pricing range is likely to be in the ballpark of $2,700 to $3,000 per square foot (psf).

Additionally, we also expect a upmarket-to-luxury positioning for this project, given its price point.

The Atelier is likely to be particularly attractive for own-stay buyers, since three highly reputable primary schools—Anglo-Chinese School (Primary), Anglo-Chinese School (Junior) and St. Josephs Institution (Junior)—are within 1km of the condo. The catch is that they’re all boys’ schools.

Buyers should also take a liking to its quiet location, despite being very accessible to the city. Newton MRT is about a 9-minute walk away, while Novena’s malls and amenities are a 10 to 15-minute walk away via Lincoln Road.

New launch condo #2: Penrose

Key highlights:
• Accessible city fringe location
• Close to schools, including a large international school
• Potential upside from the Paya Lebar commercial hub
District: 14
Developer: CDL & Hong Leong
Tenure: 99-year leasehold
Units: 566

With 566 units, Penrose is a mid-sized development situated along Sims Drive, right next to the recently-completed Sims Urban Oasis. The main highlights of Penrose are its city fringe location and its proximity to Paya Lebar, an up-and-coming regional CBD that should contribute some upside to surrounding condos in the next decade or two.

Penrose is well-deserving of its city fringe status: The development is about 6 minutes’ walk to the Aljunied MRT station on the East-West Line, five stops from Raffles Place and just one stop away from Paya Lebar. Not only is the condo well within the catchment area for tenants working at Paya Lebar’s many offices, residents working in the CBD will relish the speedy 15 to 20 minutes train journey to work.

There are two primary schools—Canossa Catholic and Geylang Methodist—within 1km. Meanwhile, expat families and investors will look favourably at the proximity of Nexus International School, which is within a 10-minute walk without having to cross streets/roads.

The fact that Penrose has far fewer units than the neighbouring 1,024-unit Sims Urban Oasis might also sway buyers who prefer a condo with fewer units and households.

Penrose will likely launch in the range of $1,700-$1,800 psf.

New launch condo #3: Clavon

Key highlights:
• Located in the mature neighbourhood of Clementi
• Good catchment area for student tenants
• Many good schools nearby
District: 5
Developer: UOL and UIC
Tenure: 99-year leasehold
Units: 640

The atas sounding Clavon is actually abbreviated from it’s address, Clementi Avenue One. Clever right?

Anyway, Clavon joins the recent flurry of condos to come up at Clementi, following the launch of Parc Clematis and the completion of The Clement Canopy next door. We’ve previously wrote about Clementi becoming a property hotspot due to the number of educational institutions nearby, and the spillover effects from the development of Jurong East and one-North.

Both the Jurong Lake District and one-North are home to business and tech hubs, so landlords can count on workers in these areas forming a tenant pool. Clementi is strategically located right in the middle of the major catchment areas, and with plenty of schools, eateries and amenities to boot.

Not only is Nan Hua High School and the NUS High School of Mathematics and Science right next door, Clavon is also within touching distance of National University of Singapore (NUS) by bus or car. For landlords looking to cater to foreign students, properties like Clavon have good potential.

Just note, however, that the MRT station is quite far, you might be walking around 15 minutes to get there (or three bus stops). But those who drive will enjoy the condo’s proximity to Ayer Rajah Expressway (AYE).

Pricing-wise, we expect Clavon to be more competitively priced than Parc Clematis, as bidding for the Government Land Sales (GLS) site came after the July 2018 cooling measures. FYI: UOL-UIC paid about 7% less for the Clavon site than SingHaiyi did when it won the bid for the en bloc of Park West to build Parc Clematis.

New launch condo #4: Forett@Bukit Timah

Key highlights:
• A quiet residential enclave with an MRT nearby
• Close to the Beauty World area, which will see some transformation in the years ahead
• Close to nature, such as the Bukit Timah Nature Reserve
District: 21
Developer: Qingjian Realty
Tenure: Freehold
Units: 633

This was formerly Goodluck Garden, which went en-bloc for around $610 million back in 2018 and was snapped up by Chinese developer Qingjian Realty. Qingjian is also behind Jadescape condo in Bishan.

Forett@Bukit Timah is roughly a 10-minute walk (or a three-stop bus ride) to Beauty World and Beauty World MRT station on the Downtown Line. This solves a common issue that many have with Bukit Timah: while the area is a peaceful enclave of private housing, residences are also typically quite far from public transport nodes.

Not so with this condo. Aside from the MRT station, the Beauty World area is a well-known hub of eateries and amenities including supermarkets and enrichment centres for children. We also like that there’s a sleepy cluster of shophouses with restaurants, cafes and services at Lorong Kismis, less than five minutes’ walk away.

The Beauty World area will also undergo a facelift with the construction of a new integrated hub comprising of a new mall, bus interchange and an assortment of public amenities. According to the Urban Redevelopment Authority (URA), the mixed-use development will be “a distinctive development and identity marker for the Beauty World precinct”.

That mixed-use development will also have a condo on top, but the difference is that it’ll be a 99-year leasehold project and hustle and bustle instead of Forett’s peace and quiet.

And with a name like Forett@Bukit Timah, we’d expect a lot of greenery within the condo when developer Qingjian releases more details. Nature lovers will also like the fact that this condo is not too far away form Bukit Timah Nature Reserve and Bukit Batok Nature Park.

For many, the appeal of the condo lies with its freehold status, especially since two recent launches in the same neighbourhood—Daintree Residence and View at Kismis—are 99-year offerings. Accordingly, we expect Forett@Bukit Timah to come with a 20% price premium, which might put units at or just under the $2,000 psf mark.

New launch condo #5: Midtown Modern

Key highlights:
• Has a sizeable retail component and part of an ambitious future development
• Close to the CBD and within a rapidly transforming arts and cultural district
• Right on top of Bugis MRT station
District: 7
Developer: Guocoland
Tenure: 99-year leasehold
Units: 585

Midtown Modern adjoins another residential project by the same developer, Guocoland. That project is Midtown Bay, which is part of a huge mixed-use development called Guoco Midtown.

The most noteworthy aspect of Midtown Modern is its location, which sits right on top of the Downtown Line portion of Bugis MRT. The development will feature over 25,000 square feet of retail and shops, with an underground link to Guoco Midtown and Bugis Junction across the road. There’ll also be a seamless, most air-conditioned pedestrian connection to all the way Suntec City via Guoco Midtown.

Propsective buyers can expect family-friendly facilities in this condo; Guocoland has previously hinted during the launch of adjacent Midtown Bay that Midtown Modern will be a family-focused development, with units tending towards larger configurations.

The condo is within Singapore’s arts and cultural district. You can walk to the Singapore Art Museum, National Library and National Museum, while the vibrant cultural and nightlife cluster Arab Street and Haji Lane is just a seven-minute stroll away.

Several major art schools, such as NAFA, La Salle College of the Arts, and SOTA are within a one kilometre radius. Also nearby is Singapore Management University (SMU), which is three bus stops or a 13-minute walk from the condo.

The location of Midtown Modern makes it great for those working in the CBD, and landlords can look forward to higher demand as the Ophir-Rochor Corridor takes shape.

In any case, District 7 is one of the hottest locations we’re likely to see in the coming years; even Shaw Towers is getting in the act. But mind you, this is for those who truly prize city living, and don’t mind being in the thick of activity 24/7 once you step out of your home.

We hoping that prices for Midtown Modern to be on par or slightly cheaper than Midtown Bay. Expect a launch price at around $2,800 psf.

Keep an eye out for competitively priced units this year…maybe the only good thing to come out of Covid-19.

Eager to get it done before the full impact of the recession hits, developers may dole out selective discounts and keep prices competitive in the immediate aftermath of Covid-19. But if the economy is better than first feared, prices could rise. So if you’ve been saving diligently and have the capital, Phase 2 could be the time to seriously consider making your property purchase.

By Ryan Ong (99.co)
Sumber: https://www.99.co/blog/singapore/the-condos-most-likely-to-launch-when-phase-2-begins/

Photo by Jimmy Chan from Pexels

6 Tanda Dapur Kamu Memang Tidak Sehat

Dapur menjadi area menyiapkan makanan bagi keluarga. Ada enam tanda kalau dapur kamu tidak sehat. Hindari enam masalah di dapur sekarang juga.

Setiap hari, kamu menyiapkan makanan untuk keluarga mulai dari sarapan, makan siang, dan makan malam.

Dapur menjadi tempat untuk mempersiapkan semua makanan tersebut mulai dari meracik hingga memasak.

Sebagai tempat untuk menyiapkan makanan bagi keluarga, tentunya dapur akan berantakan setiap saat.

Untuk itu, kamu harus terbiasa membersihkan dapur setelah memasak agar selalu bersih dan rapi.

Sayangnya, mungkin tidak semua orang mau membersihkan dapur secara rutin lantaran berbagai alasan.

Jika hal ini terjadi, maka ada sederetan masalah yang bakal kamu hadapi di dapur terutama masalah kebersihan.

Tanda Dapur Tidak Sehat

1. Bau Tidak Sedap dari Lemari Es
Saat kamu membuka kulkas atau lemari es, kamu akan mencium bau atau aroma tidak sedap dari sini .

Biasanya hal ini terjadi jika kamu malas membersihkan lemari es secara rutin, satu minggu sekali.

Sisa ikan, daging, susu, dan lainnya yang tidak dibersihkan sehingga menimbulkan bau tidak sedap.

Kamu harus rutin membersihkan lemari es setiap pekan, malah kalau bisa mengosongkan kulkas sesekali.

Jika kamu tidak melakukannya, betapa tidak sehatnya makanan atau minuman yang disimpan di lemari es.

2. Dapur dan Ruang Makan Berantakan
Saat kamu melangkahkan kaki masuk ke dapur dan ruang makan, kamu akan melihat dapur yang berantakan.

Sisa makanan di tempat sampah. Peralatan makan seperti piring, gelas, mangkok, sendok, garpu, dan lainnya yang tidak tertata rapi.

Sebaiknya dapur memiliki kitchen set sehingga memudahkan kamu untuk menyimpan peralatan memasak dan peralatan makan.

3.Peralatan Makan dan Peralatan Masak Bertumpuk di Tempat Cuci Piring
Bayangkan kalau tempat cuci piring atau bak cuci piring penuh dengan peralatan masak seperti panci, wajan, dan lainnya.

Belum lagi, peralatan makan seperti piring, mangkok, gelas, sendok, dan garpu juga bertumpuk menjadi satu.

Biasakan untuk mencuci peralatan makan usai makan dan juga mencuci peralatan masak setelah memasak.

Lakukan kebiasaan ini sebelum tidur sehingga saat bangun pagi dan ingin menyiapkan sarapan, dapur dalam keadaan bersih.

4. Kardus, Botol, dan Lainnya Berserakan
Pada akhir pekan, kamu berbelanja peralatan elektronik atau mungkin menjamu teman di rumah.

Sampah berupa kardus atau botol masih berserakan di dapur. Semuanya tidak ditempatkan di keranjang sampah yang ada di luar.

Jika ada sampah berukuran besar, segera taruh di tempat sampah di luar rumah agar tidak bertumpuk di dalam rumah.

5.Semut Menyerbu Keranjang Sampah
Coba lihat keranjang sampah di dapur, berapa banyak semut dan juga kecoa yang ada di tempat ini.

Jangan biasakan untuk menyimpan sampah terutama sisa makanan di dapur meski hanya satu hari,

Biasakan untuk segera menaruh sampah di keranjang sampah yang ada di depan rumah. Jika banyak semut atau kecoa di dapur, ini pertanda rumah kurang sehat.

6. Banyak Barang Tidak Tertata di Dapur
Seberapa rapi dan bersih dapur kamu? Coba untuk melihatnya secara obyektif, apakah dapur kamu memang bersih?

Kalau ada sejumlah barang yang tidak diperlukan malah berada di dapur, berarti kamu memang malas untuk membereskan dapur.

Ada baiknya kamu memiliki tempat penyimpanan untuk menaruh barang-barang termasuk peralatan makan dan peralatan memasak.

Pastikan juga kalau barang yang ada di dapur memang diperuntukkan untuk memasak dan makan.

Oleh: Dodiek Dwiwanto (rumah123.com)
Sumber: https://artikel.rumah123.com/6-tanda-dapur-kamu-memang-tidak-sehat-53938

Photo by Mark McCammon from Pexels

3 More Condo Sites Are Released By The Government For 2020, And Here’s Our Analysis.

For the second half of 2020, the government has announced the release of three Confirmed List sites under the Government Land Sales (GLS) programme. The Confirmed List sites consist of three residential sites yielding about 1,370 units—nearly 23% less than what was released in the first half of this year and the lowest number since the second half of 2009.

The supply was “calibrated to take into account the global Covid-19 situation”, according to the Ministry of National Development. The Ministry also took into account the supply overhang of unsold and yet-to-be-launched condos.

That being said, the launch date for condos on this GLS sites—likely to be in 2022—will likely coincide with the post-Covid economic recovery, which could spell good news for developers with the financial ability to bid for these plots, considering that buyer demand would likely be on the rebound in two years’ time.

A further eight sites for about 5,300 residential units and one hotel site have been put on the 2H 2020 Reserve List. While Confirmed List sites are land parcels that are launched according to schedule, regardless of demand, Reserve List sites, are launched only upon successful application by a developer or when there is sufficient market interest in a site.

Where the residential Confirmed List GLS sites are located + Our analysis

The three residential GLS sites on the Confirmed List are at Northumberland Road, Ang Mo Kio Avenue 1 and Tengah Garden Walk. Here’s our analysis of the three sites:

Site #1: Northumberland Road

Site area: 0.83 hectares
Potential condo units: 385
Nearest MRT station: Farrer Park
Primary schools within 1km: 4
Estimated tender launch date: October 2020
Estimated sales launch and completion: 2022/2025

Why it appeals: City fringe location; at the doorstep of an MRT station + malls; four primary schools within 1km; healthy rental demand

Why it doesn’t: The area can get very crowded, especially on weekends

Our analysis:
The most centrally located of the three GLS sites, this city fringe site at Farrer Park/Little India is located next to a large, relatively new mixed-use development site, which consists of a hotel, an office tower with Grade A office space, a private hospital, as well as retail and dining amenities.

Currently, the site is used as a public car park. To the west of the site is a high-rise HDB development rising to 29 storeys. The development here will likely equal this height.

The site will also incoporate an existing entrance to the Farrer Park MRT station, and have 1,500 square metres of commercial retail and dining establishments. Getting to Orchard Road and the CBD will take 10 and 20 minutes respectively, via the MRT.

Residents here will also be within walking distance to City Square Mall (via the air-conditioned MRT underpass), Mustafa Centre, Tekka Market and the upcoming Centrium Square mall/office tower.

Having seen significant changes over the past five years, the Farrer Park area will continue evolving, especially with a yet-to-be-released mixed-use site. A new condo, the 116-unit Uptown@Farrer, is currently under construction and is projected for completion in 2021.

Site #2: Ang Mo Kio Avenue 1

Site area: 1.26 hectares
Potential condo units: 370
Nearest MRT station: Mayflower (Completion: End-2020)
Primary schools within 1km: 3
Estimated tender launch date: November 2020
Estimated sales launch and completion: 2022/2025

Why it appeals: Renowned schools within 1km; walking distance to MRT station; close to nature

Why it doesn’t: Only certain north and west facing stacks will have permanently unblocked views (we’re nitpicking here)

Our analysis:
Located on the fringes of a landed housing estate in Ang Mo Kio, this will be a medium-density condo with 8 to 15-storey apartment blocks looking likely. The last time a GLS site was launched in Ang Mo Kio was back in 2014; it’s now the recently completed The Panorama.

On the east side of the site are two HDB projects, one completed in 2017 and the other to be launched in the August 2020 BTO sales exercise. The sprawling landed estate of Shangri-la and Sembawang Hills lie to the west.

Note that the URA Master Plan has earmarked land for a high-rise, high-density residential development directly to the south of this site, so this condo will be ‘ring-fenced’ on two sides by high-rise housing.

That said, there are two main appeals of this site to would-be buyers. Firstly, it’s within 1km to two well-regarded primary schools, Ai Tong and CHIJ St. Nicholas Girls. Secondly, residents will be within a 5-minute walk from the soon-to-be-completed Mayflower MRT station.

Nature-lovers will also fancy the location. Residents will be a footbridge away from Bishan-Ang Mo Kio Park. Lower Pierce Reservoir Park is also nearby, as well as other nature parks within the Central Catchment Area.

A new access road will be built leading from Ang Mo Kio Ave 1 to the site. This road will also be used access the upcoming BTO development and the future high-density residential site.

Site #3: Tengah Garden Walk (Executive Condominium)

Site area: 2.2 hectares
Potential condo units: 615
Nearest MRT station: Tengah (Completion: 2027)
Primary schools within 1km: None so far
Estimated tender launch date: November 2020
Estimated sales launch and completion: 2023/2026

Why it appeals: Huge potential upside of being the first-mover

Why it doesn’t: Will be inconvenient to live here for the first 5-10 years, while Tengah develops

Our analysis:
Honestly, the release of this site was quite unexpected, for several reasons. Firstly, there’s the reality that the development of Tengah town will likely be slower due to the Covid-19 pandemic and recession.

Secondly, we felt that the government would have waited longer to release the first Executive Condominium (EC) site in Tengah, to attract more developers and a higher bid. Right now, the roads leading to this GLS site are still being built, and the site is surround by nothing but forest and construction sites for BTO flats.

But perhaps this is the entire point: To spur the development of Tengah town in challenging times, the government decided to release an EC site there. Although the site will fetch a lower bid now, this will represent a flagship project for the town and hopefully spur greater demand for living in the area.

In any case, if all goes to plan, owners of this eventual EC could be looking at an incredible upside in terms of property value appreciation, because of first-mover advantage. Moreover, the site is within walking distance to what will eventually be Tengah Town Centre, which includes Tengah MRT station on the upcoming Jurong Region Line.

The only clear downside, aside from the patience that owners will need to have for Tengah’s development, is that the site will be located next to elevated train tracks on one side and what will be a busy main road on the other, according to the URA Master Plan. And unlike other EC sites that’ve been released, there’s no way buyers can visit the site to get a better idea of what they’re paying for.

Paying money for this EC will be almost like a declaration of faith in the government, since there at least six other ECs already launched or announced. This includes Ola, Parc Canberra and Parc Central Residences.

By Kyle Leung (99.co)
Source: https://www.99.co/blog/singapore/gls-condo-sites-released-2h-2020-analysis/

Photo by Magda Ehlers from Pexels

Apa Itu NJOP? Penting Tahu Nih Buat Kamu yang Mau Jual Beli Rumah!

Sebelum melakukan transaksi jual beli rumah, penting sekali untuk memahami segala hal seputar jual beli rumah,.

Terutama masalah dokumen. Sebab, tanpa dokumen legal, bisa-bisa kamu rugi dan terkena masalah di kemudian hari.

Mungkin dokumen-dokumen penting seperti sertifikat hak milik atau akta jual beli, sudah cukup umum untuk diketahui.

Tapi, jangan lupa bahwa masih ada berkas penting lain yang harus dipastikan keberadaannya dalam jual beli rumah, salah satunya adalah Nilai Jual Objek Pajak.

Apa itu Nilai Jual Objek Pajak, dan mengapa dokumen tersebut menjadi penting?

Rumah123.com akan memberikan penjelasan selengkapnya dalam artikel ini.

Apa itu NJOP? Ini pengertian sebenarnya

Nilai Jual Objek Pajak merupakan singkatan dari Nilai Jual Objek Pajak.

Secara sederhana, NJOP adalah taksiran harga rumah dan bangunan yang dihitung berdasarkan luas dan zona rumah serta bangunannya.

Dengan mengetahui Nilai Jual Objek Pajak, kamu akan mengetahui seberapa besar dana serta pajak yang akan ditanggung dari transaksi jual beli properti/rumah.

Fungsi & Kegunaan NJOP

NJOP kemudian digunakan oleh pembeli atau penjual rumah sebagai patokan untuk menentukan harga terendah sebuah rumah.

Misalnya kamu mau membeli tanah, cek terlebih dahulu Nilai Jual Objek Pajak tanah tersebut.

Apabila harganya jauh di atas NJOP, artinya si pemilik tanah menjualnya terlalu mahal.

Begitu juga jika harganya jauh di bawah Nilai Jual Objek Pajak. Bisa jadi ada yang tidak beres sehingga mereka menjualnya dengan harga terlalu murah.

Cara Menentukan NJOP

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, Nilai Jual Objek Pajak digunakan sebagai dasar dari penghitungan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) yang wajib disetor setiap tahunnya.

Setiap daerah memiliki nilai Nilai Jual Objek Pajak berbeda-beda.

Semakin mahal harga pasaran rumah dan bangunan di suatu kawasan, maka semakin tinggi pula NJOP-nya.

Contohnya Nilai Jual Objek Pajak rumah di kawasan Menteng, akan lebih tinggi ketimbang di Ciracas.

Nilai Jual Objek Pajak sendiri ditentukan berdasarkan tiga hal ini:

  • Perbandingan dengan objek pajak lain yang sejenis
    Penentuan Nilai Jual Objek Pajak bisa diperoleh dari perbandingan dengan objek pajak lain yang sejenis dan berdekatan secara letak dan sudah diketahui juga nilai jualnya.
  • NJOP pengganti
    Metode penentuan Nilai Jual Objek Pajak berdasarkan hasil pendapatan atau pemasukan dari objek pajak yang dinilai.
  • Nilai perolehan baru
    Penentuan Nilai Jual Objek Pajak yang dengan cara menghitung terlebih dahulu total biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan objek pajak tersebut.

Namun, sebelum penentuan Nilai Jual Objek Pajak, kamu juga perlu melihat kondisi fisik dari bangunan yang dijadikan objek pajak tersebut.

Jika terjadi penyusutan, maka total biaya yang sudah kamu keluarkan untuk membuat objek pajak harus dikurangi sesuai penyusutan kondisi fisik bangunan.

Bagaimana cara melihat NJOP/meter dari suatu wilayah?

Untuk bisa mengetahui informasi mengenai besaran Nilai Jual Objek Pajak di suatu wilayah, ada sejumlah cara yang bisa ditempuh.

Cara pertama adalah dengan mendatangi langsung kantor kecamatan di mana lokasi tanah maupun properti berada.

Selain itu, kamu juga bisa mengeceknya melalui online jika mau lebih praktis.

Cukup buka portal resmi pemerintah provinsi, dan kamu pun akan menemukan informasi tentang Nilai Jual Objek Pajak per meter dari wilayahmu.

Misalnya, untuk mengetahui besaran Nilai Jual Objek Pajak Jakarta, kamu bisa berkunjung ke situs http://bprd.jakarta.go.id/.

Sementara jika kamu mau mengetahui besaran NJOP wilayah Bogor, maka buka situs kotabogor.go.id.

Masih bingung? Berikut contoh perhitungan NJOP

Bagi kamu yang mau menjual rumah, bisa menghitung harga jual berdasarkan NJOP/meter yang telah kamu cek sebelumnya.

Lalu, yang harus dilakukan setelah mengetahui NJOP/meter adalah mengalikannya dengan luas tanah maupun luas bangunan yang asli.

Besarnya Nilai Jual Objek Pajak tanah adalah hasil kali NJOP per meter persegi tanah dengan luas tanah.

Sementara besarnya NJOP tanah adalah hasil kali NJOP per meter persegi bangunan dengan luas bangunan

Sebagai contoh, kamu mau menjual rumah di kawasan Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.

Berdasarkan Peraturan Gubernur (Pergub) Provinsi DKI Jakarta Nomor 24 Tahun 2018, Nilai Jual Objek Pajak terendah kawasan ini sebesar Rp3.745.000.

Maka seperti ini contoh perhitungannya:
Luas tanah: 8 m x 12m = 96 m2
Luas bangunan: 6 m x 6 m = 36 m2
NJOP tanah: Rp3.745.000 per meter persegi
NJOP bangunan: Rp3.745.000 per meter persegi
Maka total harga tanah adalah: 96 x Rp3.745.000 = Rp359.520.000
Total harga harga bangunan: 36 x Rp3.745.000 = Rp134.820.000
Maka nilai jual rumahmu adalah: Rp359.520.000 + Rp134.820.000 = Rp494.340.000

Itu dia penjelasan selengkapnya mengenai Nilai Jual Objek Pajak.

Sekarang kamu sudah tahu kan apa itu Nilai Jual Objek Pajak, apa fungsinya, dan bagaimana cara menentukannya?

Oleh: Kartika Ratnasari (rumah123.com)
Sumber: https://artikel.rumah123.com/apa-itu-njop-penting-tahu-nih-buat-kamu-yang-mau-jual-beli-rumah-50901

Photo by Frans Van Heerden from Pexels

Rumah Swadaya Jadi Program Prioritas, PUPR Akan Bangun Hingga 1,5 Juta Unit!

Rumah Swadaya Jadi Program Prioritas, PUPR Akan Bangun Hingga 1,5 Juta Unit!

Ada berbagai program yang direncanakan Kementrian PUPR untuk tahun 2020-2024. Salah satunya adalah pembangunan rumah swadaya untuk masyarakat.

Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia melangsungkan seminar daring pada hari Rabu, 17 Juni lalu.

Pada acara ini Kementrian PUPR pun menjelaskan mengenai program prioritas PUPR selama tahun 2020-2024.

Salah satunya terkait sektor perumahan, seperti pembangunan rumah swadaya.

Pembangunan Rumah Swadaya jadi Program Prioritas

Untuk sektor perumahan, PUPR berencana untuk membangun sebanyak 1,5 juta unit rumah swadaya.

Rencana ini merupakan bagian dari rancangan program prioritas untuk periode kerja 2020-2024.

Direktur Jenderal Bina Konstruksi Kementerian PUPR, Trisasongko Widianto, menjelaskan program prioritas ini langsung pada seminar daring Kadin Indonesia.

“Untuk sektor perumahan kami akan membangun 50 ribu unit rumah susun, 25 ribu unit rumah khusus, dan 1,5 juta unit rumah swadaya,” jelas Widianto dilansir dari cnn.com.

Tak hanya sektor perumahan, PUPR pun akan membangun 2.500 km jalan tol, 3.000 km jalan baru, dan 60 km jembatan.

Pembangunan ini dilakukan dalam rangka meningkatkan konektivitas antar daerah di Indonesia.

Harapannya, hal ini dapat menjadi gerbang awal menuju pemerataan pembangunan di seluruh daerah.
Kemudian untuk meningkatkan daya tampung air sebanyak 60 meter kubik per kapita per tahun, akan dibangun 60 unit bendungan.

Selain itu, akan disertakan juga 1000 embung dan 500 ribu hektar daerah irigasi.

Widianto juga menututkan bahwa PUPR akan berupaya meningkatkan layanan 90 persen akses air minum, 80 persen akses sanitasi dan persampahan, serta penanganan 10 ribu hektare kawasan kumuh.
Ia mengakui bahwa PUPR memiliki tugas yang masih sangat banyak dan besar selama periode kerja ini.

Program PUPR Sebelumnya Melalui Pusat Pengelolaan Dana Pembiayaan Perumahan

Sebagaimana diketahui, sebelumnya PUPR memprioritaskan peningkatan kualitas perumahan untuk masyarakat dengan penghasilan rendah di Indonesia.

Hal ini dilakukan melalui Pusat Pengelolaan Dana Pembiayaan Perumahan atau PPDPP.

Menurut Arief Sabaruddin, Direktur Utama PPDPP Kementerian PUPR, kuota yang disediakan dalam program ini pun bisa saja bertambah.

Sebab ada banyak sekali terobosan baru yang bisa dilakukan kedepannya.

Misalnya saja dengan membuat Pusat Data Perumahan, mencari sumber dana lain di luar APBN, rumah FLPP yang tepat mutu, dan terutamanya menciptakan mekanisme penyaluran yang baik.

Oleh: Hanifah (99.co)
Sumber: https://www.99.co/blog/indonesia/rumah-swadaya-program-prioritas/

Compare