loader image

Ini Alasan Kenapa Pandemi Jadi Saat Yang Tepat Untuk Investasi Properti

Pandemi memang bukan kondisi yang menyenangkan.
Namun, hal ini ternyata merupakan momen yang baik untuk berinvestasi properti.
Hmm, apa alasannya, ya?
Daripada penasaran, simak penjelasannya berikut ini, yuk!

Alasan Pandemi Jadi Waktu Tepat untuk Investasi Properti

  1. Suku Bunga Menurun Baik untuk Investasi Properti
    Bank Indonesia atau BI telah menurunkan suku bunga acuan (BI-Rate) sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 4,75 persen.
    Hal tersebut diputuskan berdasarkan rapat dewan gubernur (RDG) pada 19-20 Februari 2020.
    Tak hanya itu, pada RDG 18-19 Maret 2020, BI-Rate kembali turun 25 bps menjadi 4,50 persen.
  2. Investasi Properti Jadi Upaya Pemulihan Ekonomi
    Aplikator properti Kuncii, Robby S. Irawan, mengatakan kalau semua ini merupakan upaya memulihkan ekonomi yang berdampak pada upaya membangkitkan sekitor properti.
    “Selain menurunkan suku bunga, pemerintah berupaya memulihkan perekonomian dengan skenario new normal. Jadi kondisi itu yang membuat saat ini waktu yang tepat investasi properti,” kata Robby yang dikutip dari laman kompas.com, Minggu (12/7/2020).

Tantangan Investasi Properti
Meski demikian, investasi di bidang properti memiliki tantangan.
Pengembang dan pembeli properti harus memertimbangkan beberapa hal, yakni sebagai berikut:

  1. Sesuaikan dengan Kebutuhan
    Saat ini, pengembang properti dihadapkan pada tantangan yang sulit.
    Oleh sebab itu mereka harus mencari terobosan untuk mengembalikan penjualan kepada situasi normal.
    Menurut Robby, bukan zamannya lagi bagi pengembang jual mahal.
    Mereka harus menjual produk yang sesuai dengan kebutuhan pasar dengan cara-cara inovatif dan kreatif.
  2. Lokasi Properti
    Sementara di sisi konsumen, dia menyarankan, agar pasangan muda atau calon pembeli yang baru pertama kali membeli rumah harus pintar-pintar memilih lokasi.
    “Semua developer bilang, lokasi yang mereka bangun merupakan yang terbaik. Tapi apakah benar itu lokasinya terbaik? Lokasi terbaik itu harus dapat diakses dan dekat dengan pusat kegiatan,” terang Robby.
    Jarak tempuh antara perumahan yang dekat dengan kantor pemerintahan, pusat kesehatan, pendidikan dan perbelanjaan, juga harus menjadi pertimbangan.
    Robby mengingatkan konsumen yang seringkali terjebak membeli rumah murah tapi harga jualnya tidak kunjung naik.
    “Lebih baik beli agak mahal tapi nilai jualnya cepat naik. Hal ini ditentukan oleh kualitas bangunan dan lokasi,” tambahnya.
  3. Gaya Hidup
    Sebelum membeli properti, masyarakat harus belajar dari perilaku dan preferensi Generasi Z yang dinilai Robby lebih dewasa daripada generasi milenial.
    “Generasi Z itu sudah sangat sadar bahwa rumah merupakan kebutuhan. Sementara generasi milenial lebih mementingkan gaya hidup. Akhirnya mereka (milenial) sadar telah salah pilih rumah,” imbuhnya.

Oleh: Nita Hidayati (www.99.co)
Sumber: https://www.99.co/blog/indonesia/investasi-properti-saat-pandemi/
Photo by Soloman Soh from Pexels

Compare