Covid-19 telah menjadi pandemi global yang memengaruhi sendi perekonomian setiap negara, termasuk sektor properti. Sektor ini mengalami penurunan minat beli dari masyarakat.
Namun, bagaimana nasibnya usai pandemi? Apakah bisa kembali naik?
Menurut beberapa pelaku bisnis dan pengamat properti, adanya krisis yang terjadi secara nasional maupun global diharapkan membawa pengaruh yang positif di beberapa waktu ke depan.
Jika becermin pengalaman pada krisis keuangan 2008, sektor properti biasanya mengalami booming dua tahun pasca krisis, meskipun tidak berlangsung lama.
Direktur Pusat Studi Properti Indonesia Panangian Simanungkalit, pelonggaran pembatasan sosial berskala besar (PSBB) membuat sektor properti berakselerasi kembali. Tentunya hal ini bisa membuat bisnis properti segera pulih atau menguat kembali alias rebound.
“Bisa saja, akan tetapi akan sangat pelan karena pertumbuhan ekonomi semester pertama paling-paling plus 0,5 persen, dan semester dua paling-paling plus 2 persen. Nah, kalau dilihat angkanya, ‘kan, sangat kecil,” ujar Panangian, sebagaimana dikutip dari Bisnis.com, Jumat, 12 Juni 2020.
Ia menambahkan, kemungkinan besar sektor properti baru bakal pulih pada tahun depan. Hal ini dikarenakan saat ini minat properti mendadak jatuh. Jatuhnya minat beli terjadi karena berkurangnya permintaan akibat menurunnya pertumbuhan ekonomi yang disebabkan pandemi.
Imbas penurunan ini adalah koreksi harga rumah yang rendah karena beberapa tahun belakangan ini. Menurut Panangian, permintaan properti mengalami penurunan sehingga harga tak pernah naik secara signifikan.
“Kemudian terjadi pandemi, permintaan mendadak turun akibat penurunan pertumbuhan ekonomi, sangat wajar [ketika] harga properti pun stagnan dan mungkin sengaja diturunkan oleh pengembang supaya pengembang bisa bertahan untuk menjaga arus kasnya,” ucapnya.
Sementara itu, Direktur PT Pancakarya Griyatama Norman Eka Saputra memandang kondisi sekarang ini seperti kejadian pada 2008-2009 saat Amerika tengah mengalami krisis. Tidak lama setelah krisis itu, Indonesia merupakan salah satu negara yang diuntungkan.
“Saat itu terjadi kebangkitan yang luar biasa, investor menanamkan uangnya tak melalui reksadana atau pasar saham, tetapi ke properti,” ujarnya.
Namun sayang, Norman melanjutkan, kejayaan industri properti dari 2009-2013 tak bertahan lama dan mulai stagnan sejak 2014. Kalau melihat kondisi saat ini dan becermin pada pengalaman sebelumnya, ada pola yang sama.
“Saya punya optimisme dalam hati kecil saya bahwa 2021 akan jadi titik bangkit (industri properti) karena tahun ini sudah akumulasi,” kata Norman.
Oleh: Boy Leonard (rumah.com)
Sumber: www.rumah.com/berita-properti/2020/6/189096/kata-pakar-industri-properti-akan-bangkit-kembali-usai-pandemi
Photo by PhotoMIX Company from Pexels